'Pelanggar HAM malah leha-leha berebut kursi presiden'
Novridaniar Dinis (18), putri Yadin Muhidin menyayangkan keikutsertaan Prabowo menjadi calon presiden.
Novridaniar Dinis (18), putri Yadin Muhidin salah satu aktivis hilang ini sudah pesimis sang ayah ditemukan. Dia menilai kasus pelanggaran HAM di Tanah Air tidak pernah menemui titik terang.
"Ada dokumen yang dikeluarkan Komnas HAM. Tapi, kayak bola ping pong, dari Komnas HAM ke Kejagung, dari Kejagung ke Komnas HAM," ujar Dinis di Bakoel Coffee, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Senin (23/6).
Dinis pun menyayangkan keikutsertaan Prabowo menjadi calon presiden. Padahal, lanjutnya, karier Prabowo di ABRI tamat karena terbukti bersalah melakukan penculikan.
"Apa kalian harus membela pelanggar HAM itu? Orang yang harus bertanggungjawab malah berleha-leha berebut kursi," terangnya.
Untuk diketahui, sejumlah aktivis pro-demokrasi dihilangkan paksa oleh alat-alat negara menjelang pelaksanaan Pemilu 1997 dan Sidang Umum MPR 1998.
Selama periode itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat 23 orang telah dihilangkan. Dari jumlah itu, satu orang ditemukan meninggal (Leonardus Gilang), 9 orang dilepaskan penculiknya dan 13 lainnya masih hilang hingga hari ini.
Mereka yang belum kembali adalah Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin dan Abdun Nasser.