Pelukis Api Asal Gintangan, Berhasil Buat Sketsa Wajah Berbagai Tokoh
Fauzan, pelukis dengan metode panas api di atas bambu dan tripleks berhasil memikat pengunjung yang hadir menyaksikan Festival Bambu Gintangan yang berlangsung di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (16/6).
Fauzan, pelukis dengan metode panas api di atas bambu dan tripleks berhasil memikat pengunjung yang hadir menyaksikan Festival Bambu Gintangan yang berlangsung di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (16/6).
Tampak dari jauh, karya lukisan api milik Fauzan, seperti sketsa wajah di atas kertas cokelat. Beberapa tokoh seperti Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dan musisi legendaris Bob Marley ternyata dilukis di atas papan kayu tripleks (kayu lapis) yang dikemas rapi dengan sebuah pigura.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
"Saya menyebutnya lukisan api. Dari dulu saya memang hobi menggambar, dan menemukan teknik melukis dengan api ini saat saya melancong ke Bandung pada 2017 lalu," kata Fauzi menceritakan awal mula usahanya.
Fauzan mengklaim jenis lukisan api ini baru pertama ada di Banyuwangi. Meski di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Bandung sudah mulai banyak perajin lukisan api.
©2019 Merdeka.com
Tidak hanya lukisan berukuran besar, Fauzan juga menerima sketsa wajah dengan teknik lukisan apinya untuk pembuatan gantungan kunci. Khusus ini, Fauzan menggunakan bambu yang dia bentuk oval sebagai media menggambar wajah sesuai pesanan.
"Wajah Anda pun bisa saya lukis di sini, tinggal saya minta foto atau langsung," katanya.
Teknik menggambarnya, Fauzan menggunakan elemen pemanas dengan listrik yang disalurkan ke besi sebagai pengganti kuas lukis.
"Sistemnya seperti solder listrik yang biasa digunakan orang elektronik," katanya.
Fauzan mengatakan untuk belajar seni lukis api, modal pertama yang harus dilakukan yakni kemampuan dasar menggambar.
"Sejauh ini masih saya kerjakan sendiri, kalau ada teman yang satu jiwa menggambar bisa belajar soal ini," ujar warga asli Gintangan ini.
©2019 Merdeka.com
Pemanfaatan bambu sebagai salah satu media lukis menjadi bagian kreatif masyarakat Gintangan sebagai sentra kerajinan bambu. Termasuk ajang Festival Bambu Gintangan yang menampilkan kreativitas seni busana berbahan bambu.
Masalah harga lukisan api, Fauzan mematok harga yang cukup terjangkau. Suvenir lukis untuk gantungan kunci dia jual dengan harga Rp 10-15 ribu. Jenis karya suvenir gantungan kunci, Fauzan bisa membuat 4 hingga 5 buah dalam sehari.
Sementara karya lukis api yang menggunakan media tripleks membutuhkan waktu dua sampai tiga hari, tergantung tingkat kesulitannya. Urusan harga, seperti ukuran 35x47 centimeter dia jual dengan harga mulai Rp 150 ribu.
Meski baru merintis usahanya dua tahun silam, Fauzan sudah berhasil menembus pasar domestik hingga mancanegara. Kawasan domestik yang sering memesan yakni dari Bali dan Lombok. Sementara beberapa negara yang sudah memesan yakni dari Australia, Hongkong, Mesir dan Belanda.
"Namun saya belum memasarkan via media sosial, masih pakai WhatsApp saja. Bisa sampai ke negara-negara luar berkat ada teman saya juga yang ada di sana," ujarnya.
Baca juga:
Protes Gamelan Disita, Seniman Ludruk Geruduk Gedung DPRD Surabaya
Mural Berbagai Pesan Sambut Pemilu 2019 Bertebaran di Depok
World Dance Day, Enam Seniman Berbagai Daerah Menari Selama 24 Jam
Kisah Wayang dalam Kreasi Sasya Tranggono
Melihat 70 Karya Tiga Seniman Asia di Museum MACAN