Pembakaran 6 Mobil TNI-Polri di Puncak Jaya Terjadi Saat Mediasi 3 OPM Ditembak Mati
Kerusuhan itu terjadi akibat provokasi yang dilakukan sejumlah pihak saat mediasi berlangsung.
Kondisi memasan sempat terjadi di daerah Puncak Jaya, Papua Tengah ketika proses mediasi dilakukan antara Forkopimda setempat dengan masyarakat pasca penembakan tiga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) oleh TNI.
- Korban Peluru Nyasar, Proyektil Tembus Mobil Sampai Kena Kaki
- Banjir Air Mata, Perpisahan Anggota TNI Berpelukan dengan Emak-emak Hingga Dikejar Bocah Papua
- Kondisi Terkini Puncak Jaya Papua Tengah Usai Kerusuhan Berujung Pembakaran Mobil TNI-Polisi
- Puluhan Kendaraan Terjaring Razia Jalur Transjakarta, Ada Mobil Dinas TNI dan Polri
Dimana saat kerusuhan itu terjadi, massa yang protes sempat melakukan aksi anarkis dengan membakar enam unit kendaraan milik TNI-Polri.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengatakan kalau kerusuhan itu terjadi akibat provokasi yang dilakukan sejumlah pihak saat mediasi berlangsung.
“Pemicunya saat dilaksanakan Mediasi oleh Forkopimda Puncak Jaya dengan pihak keluarga dan warga, terdapat aksi provokasi oleh sekelompok orang,” kata Candra saat dihubungi, Kamis (18/7).
Alhasil, Candra mengatakan massa yang kala itu sedang melakukan mediasi ikut terprovokasi dengan berbuat anarkis salah satunya membakar enam kendaraan TNI-Polri di lokasi.
“Sehingga massa yang berkumpul ikut terprovokasi berbuat anarkis,” tuturnya.
Padahal, lanjut Candra, proses mediasi awalnya berjalan damai. Dengan maksud menjelaskan secara jelas kepada masyarakat terkait tiga OPM yang ditembak TNI beberapa waktu laku.
“Mediasi dalam rangka itu bang, namun saat mediasi berjalan damai. Tiba tiba ada aksi provokasi pelemparan batu dan ada yang membawa parang, sehingga mediasi tidak berlanjut karena mulai anarkis,” tuturnya.
Namun demikian, Candra mengatakan untuk saat ini kondisi di wilayah tempat kejadian perkara (TKP) kerusuhan tepatnya di depan RSUD Mulia sudah berangsur kondusif.
“Situasi mulai kondusif, kios-kios bertahap mulai buka,” sebutnya.
Sebelumnya. Satgas Yonif RK 753/AVT menyergap gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang selalu membuat teror di wilayah Puncak Jaya, Papua Tengah. Tiga orang ditembak mati sementara seorang pemimpinnya melarikan diri.
Gerombolan OPM yang disergap dipimpin Teranus Enumbi. Kelompok ini kerap menebar teror, baik menyerang menembak masyarakat sipil dan aparat keamanan TNI Polri, merusak serta membakar fasilitas milik warga maupun sarana prasarana lainnya di wilayah Kabupaten Puncak Jaya.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengatakan, penindakan dilakukan setelah gerombolan OPM Teranus Enumbi terdeteksi memasuki permukiman warga di Kampung Karubate, Distrik Muara, Selasa (16/7). Mereka dilaporkan membawa senjata api.
Aparat keamanan Satgas Yonif RK 753/AVT merespons cepat laporan yang didapat dengan melakukan penyergapan terhadap gerombolan OPM itu. Sementara pemimpin kelompok ini, Teranus Enumbi berhasil melarikan diri.
"Saat akan ditangkap oleh aparat TNI di kios/warung, gerombolan OPM ini melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tembakan berusaha menembak aparat TNI, sehingga prajurit TNI melumpuhkan dan menembak gerombolan tersebut," kata Candra saat dikonfirmasi, Rabu (17/7).
Tiga orang anggota OPM tewas dalam baku tembak itu. Ketiganya berinisial SW (33), YW (41), dan DW (36). Dari tangan mereka disita sepucuk pistol rakitan serta bendera Bintang Kejora.
Gerombolan OPM Teranus Enumbi ini dikenal kejam dan sadis menyerang, menembak dan membunuh masyarakat sipil dan aparat keamanan.
Teranus Enumbi sendiri telah masuk dalam DPO Kepolisian terkait tindak pidana penyerangan aparat keamanan pada tahun 2018. Kekejaman kelompok ini di antaranya:
-19 Juni 2024 menyerang dan menembak tukang ojek a.n Husen (39).
-31 Mei 2024 menyerang dan menembak warga sipil a.n Prasetyo (33).
-30 Mei 2024 menyerang dan menembak tukang ojek a.n Jainul (44).
-19 Maret 2024 menyerang, menembak dan membacok 2 orang aparat keamanan a.n Sertu Ismunandar dan Serka Salim.
"Aparat TNI Polri akan terus berupaya menjaga stabilitas wilayah dengan terus melindungi dan melayani masyarakat. Sekaligus penegakan hukum tetap ditegakkan, khususnya dari gangguan OPM," tutup Candra.