Pembekuan hubungan berlaku sampai Australia pegang komitmen
Presiden SBY belum menanggapi pernyataan terbaru PM Abbott terkait isu penyadapan.
Pemerintah Indonesia belum memberikan reaksi keras atas pernyataan baru Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott yang tidak akan menghentikan aksi mata-matanya. Sejauh ini, Indonesia masih menantikan komitmen negeri kanguru tersebut atas proposal yang sudah dikirimkan melalui surat resmi.
Apalagi, kedatangan Menteri Luar Negeri Australia Julie Isabel Bishop ke Indonesia sedikitnya telah menunjukkan komitmen pemerintahnya untuk memperbaiki hubungan antara dua negara. Akan tetapi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum berencana untuk mengembalikan kerja sama yang telah dibekukan sampai ada sikap resmi.
"Semua proposal itu dijalankan, di pihak kita semua dijalankan sebagaimana arahan Presiden. Seperti diketahui, ada kerja sama strategis, khususnya di bidang keamanan dan information sharing, itu yang kita bekukan sementara, termasuk di dalamnya kerja sama intelijen," kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/12).
Tak hanya itu, pemerintah juga telah berkomitmen untuk tidak menugaskan kembali Dubes Indonesia untuk Australia, Nadjib Ripath Kesoema ke kantornya di Canberra. Langkah itu dilakukan selama upaya normalisasi belum berjalan sesuai dengan kesepakatan bersama.
"Dubes kita tetap ada di sini sampai pada waktunya kita anggap tepat bisa kita normalisasikan hubungan kita dengan Australia," ujarnya.
Ketika diminta tanggapan soal penolakan Abbott untuk tidak menyadap kembali Indonesia, Julian menolak memberikan jawaban. "Kami punya banyak pekerjaan lain, bukan hanya mengurus Australia," ucap Julian dengan ketus.