Amerika, Inggris, hingga Australia Kompak Hentikan Pendanaan ke PBB, Ini Alasannya
Australia, Kanada, dan Finlandia juga menyatakan akan berhenti sementara dalam mendanai UNRWA.
Australia, Kanada, dan Finlandia juga menyatakan akan berhenti sementara dalam mendanai UNRWA.
Amerika, Inggris, hingga Australia Kompak Hentikan Pendanaan ke PBB, Ini Alasannya
Amerika, Inggris, hingga Australia Kompak Hentikan Pendanaan ke PBB
Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara memutuskan menghentikan sementara pendanaan kepada United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in Near East (UNRWA).
Hal ini terjadi setelah Israel menuding beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober.
Tak hanya itu, Italia, Australia, Kanada, dan Finlandia juga menyatakan akan berhenti sementara dalam mendanai UNRWA.
Keputusan ini sebagai respon setelah adanya klaim beberapa anggota badan PBB itu terlibat dalam serangan Hamas ke Israel.
Sebagai informasi, UNRWA merupakan sebuah lembaga yang didirikan oleh PBB pada 8 Desember 1949.
Lembaga nini difungsikan sebagai badan operasional non politik yang bertanggung jawab atas kemanusiaan pengungsi Palestina.
Menanggapi itu, pada Jumat (26/1) UNRWA menyatakan telah memecat beberapa stafnya atas dugaan terlibat dalam serangan 7 Oktober di Israel.
Kementerian Luar Negeri Inggris melaporkan pada Sabtu (27/1), pihaknya untuk sementara akan menghentikan pendanaan bagi UNRWA, sembari meninjau tuduhan itu.
"Kami tetap berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza yang sangat mereka butuhkan," tulis keterangan Kementerian Luar Negeri Inggris sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (28/1).
Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pembangunan Finlandia, Ville Tavio pada Sabtu menyatakan negaranya akan menangguhkan pendanaan untuk badan PBB tersebut akibat tuduhan Israel itu.
“Kasus ini harus diusut tuntas,” kata Ville Tavio.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Jumat (26/1) meminta penyelidikan cepat untuk tuduhan Israel terhadap para staf UNRWA itu.
UNRWA bukan hanya badan PBB yang menjadi sasaran Israel, tetapi juga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Tel Aviv menewaskan 1.200 orang.
Setidaknya 26.083 warga Palestina meninggal dunia, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 64.487 orang terluka.
Menurut PBB, serangan Israel juga menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah krisis pangan, air bersih, dan obat-obatan.
Sementara 60 persen infrastruktur di kantong Palestina tersebut rusak atau hancur.