Pembeli jangan mudah tertipu harga murah daging sapi
Pembeli perlu waspada jika harga daging sapi jauh lebih murah dari harga pasaran. Bisa jadi kualitas daging jelek.
Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengawasi secara ketat peredaran daging sapi gelonggongan, menjelang Bulan Ramadan 2016. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) setempat mengantisipasi agar daging sapi yang masuk maupun keluar dari Boyolali mempunyai kualitas yang baik.
Surat keterangan kesehatan daging (SKKD) menjadi syarat utama peredaran daging di Kota Susu itu.
Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto mengatakan, untuk wilayah Boyolali, SKKD hanya dikeluarkan pihak Disnakkan untuk ternak sapi yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) Kecamatan Ampel. Seluruh pemotongan sapi di Boyolali, kata dia, hanya dilakukan di RPH Ampel.
"Semua kami pusatkan di Ampel, di luar pemotongan RPH Ampel, kami pastikan tidak dikeluarkan SKKD. Kalau tidak ada surat keterangan kesehatan kami tidak menjamin daging itu sehat," ujar Bambang, Senin (30/5).
Bambang menerangkan, di RPH Ampel dalam sehari bisa memotong sapi pedaging sebanyak 100 ekor. Jumlah tersebut akan naik menjadi sekitar 200 ekor menjelang bulan Ramadan. Sedangkan menjelang lebaran jumlah pemotongan bisa mencapai 350 ekor setiap hari.
"Kami juga mewajibkan daging sapi yang masuk ke wilayah Boyolali harus dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan dari RPH dari mana daging sapi didatangkan. Tanpa SKKKD, daging sapi akan ditolak masuk wilayah Boyolali," tegasnya.
Terkait maraknya daging sapi gelonggongan pada saat bulan puasa dan Lebaran, Bambang menjamin di RPH Ampel tidak akan ada. Dia mengatakan, di Boyolali saat ini sudah jarang pedagang maupun warga yang menggelonggong sapinya, karena pihaknya selalu melakukan razia rutin.
Dia meminta para calon pembeli lebih berhati-hati. Jangan hanya mengandalkan harga murah dalam membeli daging. Karena harga daging yang jauh di bawah harga pasaran justru harus dicurigai sebagai daging yang tidak sehat.
Beberapa tahun terakhir di Boyolali dan sejumlah kota lainnya marak beredar daging sapi gelonggongan. Yakni daging sapi yang berasal dari sapi yang sebelum disembelih diberi minum sebanyak-banyaknya sampai lemas. Dengan cara tersebut mereka berharap sapi bertambah berat sehingga harganya lebih mahal. Daging gelonggongan juga disebut dengan istilah daging basah.