Pemerintah selalu gagap hadapi bencana asap
Hingga kini, sudah terdapat 362 titik api di Pulau Sumatera dan 365 titik api di Pulau Kalimantan.
Indonesia kembali harus berduka atas bencana kabut asap yang setiap tahun terus melanda warga di pulau Sumatera dan Kalimantan. Hingga kini, sudah terdapat 362 titik api di Pulau Sumatera dan 365 titik api di Pulau Kalimantan.
Akibat kabut asap ini, warga sekitar mulai mengidap penyakit ISPA. Tidak hanya itu, siswa turut diberhentikan mengikuti proses belajar mengajar di sekolah serta penerbangan ditutup sementara waktu lantaran kabut asap yang semakin parah.
Sejauh ini, upaya pemadaman kebakaran hutan telah dilakukan, baik jalur darat maupun udara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) misalnya, telah mengerahkan 2 pesawat terbang untuk operasi hujan buatan di Riau dan Sumsel.
Selain itu, pihaknya juga telah menyewa helikopter berkapasitas besar untuk pemboman air dan ditempatkan di Riau sebanyak 2 unit, yakni heli Sikorsky dan MI-171, serta di Palembang 1 unit, yaitu heli MI-171.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (30/8) mengatakan, pemerintah telah mengalokasikan dana untuk mengatasi kabut asap tersebut. Sebagian besar dari alokasi anggaran itu habis untuk biaya operasional pesawat, dan helikopter untuk membuat hujan buatan, dan mengangkut air untuk water Bombing (bom air).
"BNPB menyiapkan anggaran sebesar Rp 385 miliar, sebagian besar untuk sewa dan operasional pesawat dan helikopter," ujar Sutopo, kepada merdeka.com melalui selulernya.
13 Helikopter pembom air telah disediakan BNPB. Seluruhnya tersebar di wilayah tempat titik api berada, termasuk Provinsi Riau tiga unit heli dalam keadaan siap untuk melakukan operasi Water Bombing.
Secara rinci, penanganannya yang dilakukan BNPB dalam memadamkan kabut asap di titik rawan itu yaitu pertama dilakukan dari udara dengan hujan buatan dan pemboman air. Untuk strategi pertama ini, BNPB mengerahkan 3 pesawat Casa 212 untuk hujan buatan di Riau, Sumsel, dan Kalbar.
Total ada 115 ton garam yang disebar di awan Riau, 40 ton di Sumsel, dan 22 ton di Kalbar. Sementara itu, 13 helikopter juga dikerahkan untuk pemboman air. Yakni 3 unit helikopter di Riau, 2 unit di Sumsel, 2 di Jambi, 2 di Kalbar, 2 Kalteng, dan 1 di Kalsel.
Sementara penanganan ke-dua, yakni pemadaman di darat oleh tim gabungan dari BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri, dan masyarakat. "Di tiap provinsi lebih dari 1.500 personel dikerahkan memadamkan api."
Penanganan ke-tiga, yakni operasi penegakan hukum oleh Polri dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Polri, kata dia, telah menindak 39 kasus kebakaran hutan di Sumatera sepanjang tahun ini.
Sedangkan penanganan yang terakhir, yakni pelayanan kesehatan dan sosialisasi. Dia menuturkan, semua kapolda di 6 provinsi yang terbakar telah mengeluarkan maklumat pelarangan membakar hutan dan lahan. Ribuan masker pun telah dibagikan kepada masyarakat.
Penanganan dan antisipasi bencana kabut asap telah berupaya maksimal sejak awal sebelum memasuki musim kemarau. Hanya saja, upaya yang dilakukan tersebut masih tak sebanding dengan dahsyatnya kebakaran lahan yang terjadi. Sehingga sampai saat inipun kabut asap belum bisa teratasi.
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin pada (27/8) lalu akhirnya pasrah setelah wilayahnya dikepung asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Alex menegaskan pihaknya telah berupaya habis-habisan mengantisipasi bencana asap supaya tak terulang, namun kenyataan berkata lain.
"Saya akui target zero asap gagal. Karena itu saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Sumsel," ungkap Alex, Kamis (27/8).
Menurut Alex, Sumsel telah melakukan berbagai cara guna memerangi kebakaran hutan dan lahan yang menjadi musabab Sumsel dikepung asap pekat terutama di pagi hari.
"Sebetulnya Sumsel menjadi daerah pertama di Indonesia yang melakukan pencanangan zero burning atau bebas asap, tapi target itu jauh dari harapan," kata dia.
Sementara di Banjarmasin, kabut asap mulai menebal sejak Senin lalu. Warga yang bepergian atau keluar rumah, kembali menggunakan masker untuk menutup hidung dan mulut, agar tidak menghirup kabut asap yang membahayakan kesehatan itu.
Begitu pula rumah-rumah warga, terutama di daerah pinggiran kota, tertutup rapat guna mengurangi serbuan kabut asap.
Baca juga:
Politisi Demokrat: Kebakaran hutan kriminalitas, harus diberantas!
Akibat kabut asap, warga Banjarmasin mulai dilanda penyakit ISPA
Kabut asap ganggu 13 penerbangan di Bandara Syamsudin Noor
Demokrat minta Jokowi tiru SBY cara tangani kebakaran hutan
Kabut asap, siswa SD di Inhu diliburkan Senin besok
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
-
Kapan Ragit Jalo diburu masyarakat Palembang? Biasanya, ragit jalo diburu oleh masyarakat Palembang ketika Ramadan.
-
Kapan Janjang Saribu diresmikan? Tembok ini telah diresmikan oleh Bupati Agam pada tahun 2013.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Kapan Bakso Aci Garut mulai ada? Mengutip laman baksoacinampol.epizy.com, bakso aci sendiri merupakan makanan khas orang Sunda yang sudah ada sejak abad ke-19. Mulanya makanan ini dibuat oleh masyarakat di tatar priangan seperti Garut, Tasikmalaya, sampai Bandung di tengah kondisi sulit era penjajahan Belanda.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.