Pemerkosaan keji di Tasik, Indonesia darurat kejahatan seksual?
Bukan kali ini saja seorang bocah diperkosa atau dicabuli, bahkan tak jarang pelakunya juga seorang bocah.
Hampir setiap hari berita pemerkosaan atau pencabulan selalu disiarkan oleh media massa. Seakan tidak ada habisnya kasus asusila di negeri ini. Benarkah Indonesia saat ini sudah darurat kejahatan seksual?
Kasus terbaru yang sangat tragis menimpa DM, seorang bocah yang masih duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar (SD). DM diperkosa hingga sekujur tubuhnya berlumuran darah. Akibat pemerkosaan tersebut, kelamin DM pun mengalami rusak dan terpaksa harus dijahit. Sungguh tragis.
"Dia nyebut katanya diajak Ucup, masih dilakukan pengungkapan atas kasus ini," ujar petugas Polsek Manonjaya, Tasikmalaya, Aiptu Hartato kepada merdeka.com, Selasa (21/5).
Kepada petugas, DM mengaku dirinya Minggu (19/5) kemarin dirinya membantu ibunya berjualan gorengan dan makanan di Terminal Ciamis, Jawa Barat. DM lalu diajak pergi oleh Ucup.
"Kepada orangtua DM, pelaku minta bilangnya mau ngajak anaknya (DM) jalan-jalan. Orangtuanya nurut aja anaknya diajak pergi," terangnya.
Namun DM malah dibawa menyusuri rel hingga ke perbatasan Tasikmalaya. Sesampainya di daerah Manonjaya, Tasikmalaya, pelaku lalu membawa korban ke gubuk di tengah persawahan.
"Nah disitulah korban diperkosa," terangnya.
Saat pagi hari, warga Manonjaya menemukan seorang bocah tengah berjalan tertatih dan dalam kondisi mengenaskan di areal persawahan. Saat itu sekujur tubuhnya DM berdarah. Warga lalu melaporkan penemuan bocah malang itu ke Polsek Manonjaya.
"Petugas langsung membawa anak tersebut ke Puskesmas. Kasihan sekali kondisi, jalan susah, berdarah," terangnya.
Dari Puskesmas, bocah perempuan yang masih duduk di bangku SD kelas dua itu langsung dirujuk ke RSU Tasikmalaya. Hasil visum menunjukkan ada kerusakan di kelamin korban yang diduga akibat perkosaan.
"Biadab sekali pelakunya. Anak masih masih kecil diperkosa begitu. Sekarang kasusnya ditangani Polres Tasikmalaya," terangnya.
Bukan kali ini saja seorang bocah diperkosa atau dicabuli, bahkan tak jarang pelakunya juga seorang bocah alias anak-anak. Lalu benarkah saat ini Indonesia sudah darurat kejahatan seksual?