Pemkot Bogor Gencarkan Tes Swab Covid-19 Tekan Klaster Perkantoran
"Kami membantu Pemkot Bogor untuk pengujian PCR dari tes usap, sekaligus kami mengujicoba mobile laboratorium yang memiliki kemampuan melakukan uji PCR dalam waktu 3-5 jam,"
Pemerintah Kota Bogor melakukan tes swab Covid-19 terhadap 50 aparatur sipil negara serta pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (ASN dan P3K) di Balai Kota Bogor, Rabu, dalam upaya menelusuri dan menekan penularan Covid-19 dari klaster perkantoran.
Pada pelaksanaan tes swab tersebut, Pemerintah Kota Bogor bekerjasama dengan Speed Laboratorium yang mengujicobakan moblie laboratorium uji reaksi rantai polimerase (PCR).
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Mengapa penggunaan tetes hidung saline efektif mengurangi penularan virus di rumah? Hasilnya sangat menjanjikan. "Kami menemukan bahwa anak-anak yang menggunakan tetes hidung saline memiliki gejala pilek selama rata-rata enam hari, sedangkan mereka yang mendapatkan perawatan biasa mengalami gejala selama delapan hari. Selain itu, anak-anak yang menerima tetes hidung saline juga membutuhkan lebih sedikit obat-obatan selama sakit," jelas Profesor Cunningham.
Direktur Speed Laboratorium Deni Mappa mengatakan Speed Laboratorium Rabu ini melakukan tes usap terhadap ASN dan P3K di Balai Kota Bogor, targetnya 50 orang.
"Kami membantu Pemkot Bogor untuk pengujian PCR dari tes usap, sekaligus kami mengujicoba mobile laboratorium yang memiliki kemampuan melakukan uji PCR dalam waktu 3-5 jam," katanya dilansir Antara, Rabu (13/10).
Deni menjelaskan mobile laboratorium itu mampu memproses 48 sampel usap dalam satu kali putar sekitar 3-5 jam. Dalam sehari mampu melakukan empat kali proses atau 48 sampel kali empat. "Hasil uji PCR pada hari ini kami sampaikan ke Pemkot Bogor," katanya.
Salah satu peserta tes usap, Kabag Organisasi Pemerintah Kota Bogor, Amik Herdiwiati mengatakan tes swab ini bagi yang bekerja pada sektor pelayanan publik adalah untuk pencegahan.
"Melalui tes swab ini, kalau nanti kita tahu hasilnya negatif, maka akan membuat kita lebih aman dan lebih percaya diri. Jangan sampai setelah terkena Covid-19, baru dites swab," katanya.
Amik juga melihat hasil tes swab bermanfaat sebagai jaminan jika harus melakukan tugas keluar kota. "Sebagai ASN yang bertugas pada pelayanan publik, kita sering bertemu banyak orang dan bisa juga tugas luar kota," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan tren penularan Covid-19 di Kota Bogor sebagian besar masih pada klaster keluarga atau rumah tangga.
Klaster keluarga ini, kata dia, jika dibedah lagi, maka akan beririsan dengan klaster perkantoran dan luar kota. "Anggota keluarga di rumah tertular oleh anggota keluarganya yang bekerja di perkantoran dan bisa juga dari kunjungan keluar kota," katanya.
Bima juga melihat potensi penularan Covid-19 di Keluarga, karena mereka bekerja berjam-jam dalam ruangan ber-AC yang minim ventilasi. "Solusi mengatasi klaster perkantoran ini adalah dengan memberlakukan pembatasan kerja, yakni pegawai yang bekerja dari kantor maksimal 50 persen," katanya.
(mdk/ray)