Pemprov DKI mau bangun 2 masjid Raya usai Pilkada
Pemprov DKI mau bangun 2 masjid Raya usai Pilkada. Dua masjid itu nantinya juga akan dibangun kantor pengurus cabang Nadhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Rencana ini menanggapi keluhan pengurus NU Jakarta Selatan yang mengaku belum memiliki kantor.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta non-aktif Djarot Saiful Hidayat mengatakan pihaknya berencana membangun dua masjid besar di kawasan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Saat ini, Jakarta memiliki 3 masjid besar yang tersebar di 3 kota administrasi, yakni Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat, Jakarta Islamic Center di Jakarta Utara dan Masjid Raya Daan Mogot di Jakarta Barat.
Masjid Raya Daan Mogot rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 16 April mendatang.
"Kita akan bangun lagi dua masjid raya di Jakarta. Satu Jakarta Timur dan Selatan," kata Djarot saat menghadiri acara 'Mampang Prapatan Bershalawat' di Jalan Kapten Tendean RT 004/RW 001, Jakarta, Minggu (12/3).
Rencananya, pembangunan dua masjid raya itu akan dilakukan tahun ini tepatnya setelah gelaran Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Pemprov DKI Jakarta masih mencari lokasi untuk pembangunan dua masjid besar tersebut.
"Ya setelah Pilkada dong. Lokasi nanti kita cari. Tapi yang paling penting saya sampaikan itu lokasi pembangunan kantor untuk pengurus surai Muhammadiyah dan pengurus cabang NU. Tahun ini," terangnya.
Dua masjid itu nantinya juga akan dibangun kantor pengurus cabang Nadhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Rencana ini menanggapi keluhan pengurus NU Jakarta Selatan yang mengaku belum memiliki kantor.
"Kita ketemu pengurus NU Jakarta Selatan beliau sampaikan kita enggak ada kantor nih pak. Kita akan bikin kantor pengurus cabang NU dan Muhammadiyah," jelas Djarot.
Pembangunan dua kantor organisasi keagamaan ini diklaim dapat menjadi contoh bagi pengurus di daerah-daerah bahwa NU dan Muhammadiyah bisa bersatu.
"Nah kalau ini memang bisa diwujudkan, saya sudah janji ini maka ini bagus. Bahwa di daerah akan kelihatan. Ini lihat NU dan Muhammadiyah bisa bersatu. Kantornya aja bersebelahan," tandasnya.
Djarot mengaku telah mendapatkan usulan dari pengurus NU dan Muhammadiyah untuk nama dua masjid besar tersebut. Pengurus NU mengusulkan agar nama pendiri NU Mohammad Hasyim Asy'ari dijadikan nama masjid. Sementara, pengurus Muhammadiyah mengusulkan nama Ahmad Dahlan.
"Ada yang usul bagaimana kalau namanya penyandang pendiri NU dan Muhammadiyah saya bilang bisa kita bicarakan bisa saja Masjid Raya KH Hasyim Al Asy'ari, Masjid Raya KH Ahmad Dahlan, bisa saja," ujarnya.
Pihaknya akan membicarakan usulan dari pihak NU dan Muhammadiyah soal nama masjid besar itu. Namun, secara pribadi Djarot mendukung dua nama tersebut.
"Nanti kita bicarakan itu. Tapi kalau saya pribadi secara prinsip setuju. Tinggal sekarang bagaimana, Jakarta Selatan misalkan itu KH. Ahmad Dahlan, Jakarta Timur KH. Hasyim Al Asy'ari. Tinggal di nego saja," imbuh dia.
Mantan Wali kota Blitar ini menyadari peran kedua organisasi keagamaan sangat besar dalam membentengi umat Islam dari ajaran-ajaran radikal.
"Islam yang paling banyak Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah agar bisa jadi membentengi kita dari Islam yang keras yang suka mengkafirkan orang lain," pungkas dia.