Pemprov Riau Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla Hingga Oktober 2019
Pemerintah Provinsi Riau membuat kebijakan penetapan Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Maraknya kebakaran hutan dan lahan yang membuat sebagian wilayah Riau diselimuti kabut asap. Pemerintah Provinsi Riau membuat kebijakan penetapan Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Sebab sekitar 842 hektare lahan di sejumlah daerah Riau hangus dilahap si jago merah.
"Status Siaga Darurat Karhutla ditetapkan sejak hari ini hingga 31 Oktober 2019. Lahan terbakar mencapai 842 ha," ujar Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim, usai rapat bersama Forkopimda, Selasa (19/2).
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Dimana pondok perambah hutan dibakar? Pondok pertama ada di koordinat 0.241583 S, 101.912962 E.
-
Bagaimana Hutan Babakan Siliwangi menjadi tempat nongkrong kekinian? Terakhir, hutan Babakan Siliwangi direnovasi dan dijadikan tempat untuk berkumpul kalangan anak muda. Di sana ditambahkan fasilitas bangku dan balkon untuk melihat kawasan hutan dan lain-lain.
Dia mengatakan, penetapan status tersebut dilakukan menyusul dua daerah yang sudah menetapkan status siaga darurat karhutla terlebih dahulu. Yakni Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis.
Dua daerah tersebut menjadi lokasi terparah dan paling luas terdampak kebakaran pada awal tahun ini. Di Bengkalis hutan dan lahan terbakar mencapai 627 hektare. Hingga saat ini belum padam total.
Pertimbangan penetapan status siaga darurat karhutla juga didasari oleh prediksi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru. Hasilnya, hujan diprediksi turun sedikit.
"Curah hujan di Riau ini masih sedikit dan tidak lebat. Diprediksi musim kemarau akan datang pada bulan Mei atau Juni. Kita tetapkan status lebih awal," ucap Wan.
Dengan adanya penetapan status ini, Wan berharap penanganan karhutla dapat diatasi bersama dari semua elemen pemerintah. Baik TNI, Polri, Manggala Agni, Pemprov, Pemerintah Kabupaten serta masyarakat.
"Kalau sudah ditetapkan status, (Pemerintah) pusat juga bisa ikut campur tangan. Mereka bisa bantu, mulai dari dukungan sarana dan prasarana serta anggaran," jelas Wan.
Sebelumnya diberitakan, sejak awal Januari 2019, kebakaran hutan dan lahan di Riau belum berhenti hingga saat ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau mencatat, luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai 841,71 hektare.
Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger mengatakan, lahan yang terbakar paling luas terjadi di Kabupaten Bengkalis, yaitu 627 hektare. Kondisi hutan jauh dari sumber air membuat petugas kewalahan melakukan pemadaman.
"Saat ini kebakaran hutan dan lahan terjadi di dua daerah, yakni Bengkalis dan Kota Dumai. Kalau di daerah lain sudah padam," kata Edwar.
Menurut Edwar, hingga kini BPBD Bengkalis masih melakukan pemadaman lanjutan di Teluk Lecah, Kelurahan Pergam, Desa Darul Aman, Tasik Serai Barat, Kembung Baru, Bandar Jaya, Muara Dua. Pemadaman itu dibantu TNI Polri, pihak PT Sumatera Riang Lestari (SRL), Damkar, serta masyarakat di sekitar lokasi.
"Kebakaran di Bengkalis semakin meluas dan api sulit dipadamkan karena kurangnya alat pemadaman serta air yang sulit didapatkan di lokasi. Sementara di Talang Mandau, api sudah padam, dan petugas masih melakukan pendinginan pada bekas lahan yang terbakar," katanya.
Pendinginan dilakukan agar api tidak membara lagi dan tidak merembet ke lokasi lain. Petugas memastikan agar api betul-betul padam hingga di dalam tanah.
Selain di Bengkalis, kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di daerah lain sejak awal Januari 2019, namun api sudah berhasil dipadamkan. Seperti di Kabupaten Rokan Hilir.
"Di Kabupaten Rokan Hilir seluas 117 ha lahan terbakar, di Dumai 43,5 ha, di Meranti 20,2 ha, di Pekanbaru 16 ha, serta Kampar 14 ha," terang Edwar.
Satgas Udara dari Prajurit TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru membantu upaya pemadaman dengan helikopter milik KLHK. Perkuatan bantuan didukung perusahaan Sinarmas dengan 2 heli jenis Superpuma S332L1 (N5893Y) dan Superpuma AS332C (PK-DA).
"Heli Superpuma S332L1 sudah melakukan 1 sortie sebanyak 18 kali water bombing, dengan total air sebanyak 72.000 liter. Sedangkan heli Superpuma AS332C sudah 41 kali water bombing dengan total 164.000 liter air," jelas Edwar.
Sementara pihak kepolisian menangkap pelaku kebakaran hutan dengan menetapkan 3 orang sebagai tersangka. Satu tersangka di Kabupaten Kepulauan Meranti, dan satu lainnya di Pelalawan dan sudah disegerakan ke jaksa saat proses tahap II.
"Yang terbaru ada satu pelaku kebakaran lahan di Bengkalis, sudah diamankan ke tahanan Polres Bengkalis," kata Edwar.
Baca juga:
Seorang Petani di Bengkalis Ditangkap Karena Membakar Lahan
Kumpulan Cek Fakta Pernyataan Jokowi dan Prabowo di Debat Capres
Greenpeace Beberkan 11 Perusahaan Pembakar Hutan Belum Bayar Denda Rp 18 T
Tim Satgas Padamkan Kebakaran Lahan, Kualitas Udara di Kota Dumai Membaik
Jokowi Luruskan Soal Kebakaran Hutan: Bukan Tidak Ada, Turun Drastis