Pemred Indopos akui diminta bangun citra buat Jero Wacik
Indopos membuat pencitraan dalam bentuk 'smart reporting'. Rencananya itu akan didistribusikan ke tiga media.
Sidang lanjutan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, menghadirkan Pimpinan Redaksi Indopos, Don Kardono. Dalam persidangan Don akui bahwa Sekretaris Jenderal ESDM Waryono Karno memintanya untuk membuat pencitraan positif untuk Jero.
"Pak Waryono minta tolong untuk membangun citra yang positif untuk Menteri ESDM Jero Wacik. Di mata pembaca dan saya membuat draf untuk pencitraan," ucapnya dalam ruang sidang Tipikor, Jakarta, Senin, (23/11).
Don juga menuturkan bahwa Indopos membuat pencitraan dalam bentuk 'smart reporting'. Rencananya itu akan didistribusikan ke tiga media, yaitu Indopos, Jawa Pos, dan Rakyat Merdeka. Namun, Jawa Pos dan Rakyat Merdeka dia akui tidak jadi menjadi lahan untuk pencitraan karena kontrak dipenuhi hanya Rp 3 miliar.
Tidak hanya untuk pencitraan Jero, smart reporting tersebut juga untuk di Kementerian ESDM. "Seharusnya, yang saya tawarkan Rp 36 miliar tetapi mereka hanya memenuhi Rp 3 miliar saja, jadi kami hanya membuat Smart Reporting di Indopos saja, mencangkup Jero Wacik dan dalam Kementerian ESDM," ungkapnya.
Selanjutnya, Don juga mengungkapkan Indopos baru menerima uang Rp 2 miliar dari Waryono. Penerimaan uang itu melalui beberapa tahap. "Uang yang kami baru terima yaitu Rp 2 miliar. Awalnya saya terima uang 250 juta kemudian diberikan lagi Rp 250 juta melalui transfer, kemudian sisanya Rp 1,5 miliar diberikan cash dan tidak diberikan kuitansi (bukti pembayaran)," jelasnya.
Don berdalih tidak tahu uang tersebut bukan dari non-budgeter. Selain itu, dia mengaku bahwa pihak ESDM memutus kontrak pencitraan secara sengaja.
"Sampai saat ini pun konfirmasi tentang pemutusan kontrak tersebut belum ada yang mengonfirmasi kepada saya terutama pak Waryono tentang apakah kontrak tersebut akan diputus atau tidak dan kami putuskan untuk memutus kontrak," terangnya.
Diketahui, Kepala Biro Perencanaan Setjen Kementerian ESDM Ego Syahrial mengaku meneken kerja sama dengan Pemred Indopos, Don Kardono. Kerja sama dilakukan sebagai bentuk pencitraan yang diminta mantan Menteri ESDM Jero Wacik melalui media.
Syahrial mengaku ide pencitraan melalui Indopos dari Jero. "Ini arahan Menteri, melakukan pencitraan melalui media," ujar Ego, Senin (16/11) lalu.
Mantan Kabiro Keuangan ESDM, Didi Dwi Sutrisnohadi juga menjadi saksi dalam sidang sebelumnya. Dia akui, penandatangan kontrak mulanya tak mau dilakukan tetapi dilakukan agar lebih formal.
Kemudian, menurut Didi, teken perjanjian itu sebelum Don dikenalkan di rapat inti. Adapun terkait pembiayaan itu Dwi mengaku diambil dari feedback atau uang terima kasih dari perusahaan lelang fiktif di Kementerian.
"Iya (uang) terima kasih. Feedback itu. Di APBN nggak ada," tandas Didi.
Baca juga:
Biaya pencitraan Jero Wacik di Indopos senilai Rp 3 miliar
Bantah pake uang negara, Jero klaim pakai DOM sesuai kebutuhan
Mantan stafsus SBY akui terima Rp 630 juta dari Jero Wacik
Istri Jero Wacik pakai ratusan juta uang ESDM untuk pesta di hotel
Jero Wacik jalani sidang lanjutan
Jero Wacik kerap pakai nama anak buah buat perjalanan dinas fiktif
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Bagaimana bentuk Jurig Jarian? Mulai dari perempuan berambut panjang, sosok bertubuh tinggi dan besar sampai yang menyerupai tuyul karena ukurannya yang kecil dan berkepala botak.
-
Kenapa Jurig Jarian muncul? Legenda ini mengisahkan bahwa Jurig Jarian adalah hasil energi negatif yang berkumpul di lokasi tersebut.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Ki Joko Bodo meninggal? Pada 22 November 2022, ia tutup usia di usia 58 tahun.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.