Pendaki Gunung Slamet buang sampah sembarangan bakal didenda
Pendaki diwajibkan membawa turun sampahnya.
Pendakian Gunung Slamet selalu ramai setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dari besarnya pendapatan penjualan tiket tahun ini yang mencapai Rp 52,8 juta. Namun di balik itu, kondisi Gunung Slamet semakin memprihatinkan. Banyak sampah pendaki yang berserakan. Demi mengembalikan keasrian alam, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Purbalingga Jawa Tengah, memberlakukan aturan denda.
"Para pendaki diwajibkan membawa turun sampah yang dihasilkan ke pos pendakian Bambangan. Jika dalam satu rombongan tidak membawa turun sampah, maka pendaki akan dikenakan denda," kata Kadisbudparpora Prayitno, Jumat (5/8).
Sejak awal tahun 2016, dia mengemukakan pendakian di Gunung Slamet melalui jalur Bambangan mencapai 13.200 orang. Jumlah tersebut jauh meningkat di banding tahun sebelumnya yang hanya 6.971 orang. Prayitno mengungkapkan, kenaikan tersebut terjadi karena animo wisata khusus di kalangan muda sedang dalam tren yang bagus.
"Kenaikan jumlah pendaki ke Gunung Slamet terjadi karena animo wisata minat khusus di kalangan anak muda menjadi tren. Selain itu, kondisi status Gunung Slamet yang normal dan cuaca yang sangat bersahabat," kata Prayitno.
Selain masalah sampah, kendala di lapangan yang kerap terjadi, yakni ketersediaan air bersih untuk keperluan MCK para pendaki.
Prayitno menerangkan, tiket pendakian Gunung Slamet melalui jalur pendakian Dusun Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja merupakan yang termurah. Bahkan, harga tiket pendakiannya lebih murah dibandingkan beberapa gunung lainnya.
"Tiket masuk ke pendakian Gunung Slamet boleh dibilang paling murah, jika dibanding dengan pendakian ke sejumlah gunung lain. Tiket masuk di pendakian Gunung Slamet hanya Rp 5 ribu per orang. Tiket ini terbagi Rp 4 ribu untuk kas daerah Pemkab dan Rp 1.000 untuk operasional SAR jika ada evakuasi pendaki," terangnya.
Diakuinya, pendapatan dari tiket pendakian Gunung Slamet di tahun 2016 diperkirakan akan meningkat dari target yang ditentukan Pemkab Purbalingga yang hanya Rp 50 juta.
"Sampai tanggal 3 Agustus 2016, sudah bisa terpenuhi Rp 52,8 juta. Dibanding tahun 2015, meningkat jauh dari target Rp 14 juta dan yang terrealisasi mencapai Rp 27,8 juta," ucapnya.
Petugas pos pendakian Gunung Slamet jalur Bambangan, Slamet Ardiansah menuturkan kesiapannya. Ia mengemukakan, setiap pendaki yang baru kali pertama naik, pasti diberi arahan soal jalur yang dilalui.
"Sepanjang jalur pendakian, juga sudah ada rambu arah yang dibuat SAR bersama relawan. Pendaki, biasanya kami ingatkan cukup satu jam ketika sampai di puncak. Kami juga mengingatkan pendaki untuk tidak memetik bunga Edelweis yang saat ini sedang musim, dan untuk membawa pulang sampah yang dibawanya," ujar Slamet.