Pendekatan Psikologi Dapat Mempercepat Kesembuhan Pasien Covid-19
Pendekatan psikologi diperlukan untuk memberi semangat kepada pasien dan keluarganya. Mereka ditengarai mengalami masalah problem psikologi yang berat.
Angka kesembuhan pasien positif Covid-19 di Sumut masih berkisar 36 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Kondisi ini tidak terlepas dari kesungguhan tenaga medis dan tenaga kesehatan yang melayani para korban.
Kesungguhan ini diceritakan dr Fransiscus Ginting, Kepala RS Darurat Covid-19 Martha Friska, Medan. Mereka menangani pasien dengan pendekatan medis dan psikologi.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
Pendekatan psikologis diperlukan untuk memberi semangat kepada pasien dan keluarganya. Mereka ditengarai mengalami masalah problem psikologi yang berat.
"Jadi kalau berbicara tentang Covid-19 atau PDP adalah orang yang diberangkatkan dari rumah oleh keluarganya yang tidak boleh lagi datang ke rumah sakit. Mereka menunggu di rumah. Apakah mereka akan berkumpul lagi dengan keluarganya? Atau mereka ketemunya di penguburan? Itu yang menjadi problem yang sangat berat bagi pasien dan bagi keluarga pasien," ujar Kepala RS Darurat Covid-19 Martha Friska, dr Fransiscus Ginting saat diwawancarai Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, secara online, Rabu (29/4).
Dia menambahkan, pasien terkadang ketakutan karena merasa sendirian di ruang isolasi. Karena itu, tenaga medis harus terus memberi semangat agar dia bisa percaya diri dan yakin bahwa dirinya dirawat, diperhatikan dan dicintai dengan baik.
"Apabila status sosial dan psikis pasien jatuh, maka secara ilmiah sistem imun responsnya jelek dan ini akan membahayakan semua. Obat tidak akan bekerja banyak apabila pasien tidak yakin," jelasnya.
Dengan pendekatan psikologis, Fransiscus tidak segan mengajak pasien untuk berdoa bersama, bercerita, menyulanginya makan, berolahraga, bahkan hingga bermain tinju.
"Kadang-kadang kalau saya ajak pasien kita sparing partner, saya dibilang gila. Karena memang harus gila kita melawan virus yang gila ini. Bahkan terkadang saya duduk dengan pasien hingga setengah jam," sebutnya.
Intinya, psikologi klinis dilaksanakan untuk memberikan semangat pasien. Tak jarang tenaga medis harus berbicara dengan pasien sampai dini hari. Bukan hanya kepada pasien, tapi juga kepada keluarganya.
"Kadang-kadang sedikit menjengkelkan. Keluarga pasien tiba-tiba menelepon, 'dokter bagaimana keadaan ibu kami?' 'Dia sudah makan belum?' 'Habis enggak nasinya?','Fotokan dulu ibu kami, kami rindu'. Tapi kita memosisikan diri kita seperti mereka saat ibu kita sakit," sebut Fransiscus.
Sementara pemberian obat tetap harus dilakukan. Upaya melawan virus dibarengi pengobatan infeksi lain. Kekebalan tubuh pasien dinaikkan, peradangan yang terjadi pun diobati.
"Semua ini harus sejalan, tapi nutrisi harus cukup, sehingga saat pasien tidak makan, saya harus suapi dia.Saat dia tidak mau makan, saya belikan (makanan) dari luar, saya enjoy," ucap Fransiscus.
Fransiscus menyebut langkah psikomedis ini dilakukan untuk mencapai target zero mortality (nihil yang meninggal). Semua upaya harus dijalankan maksimal, mulai dari pengobatan utama sampai melakukan pendekatan emosional kepada pasien.
"Kalau semua kita jalankan, termasuk menghibur langsung pasien, upayanya maksimal kita berikan. Kalau meninggal juga, itu sudah kehendak Tuhan. Tetapi kalau kita tidak maksimal, akan jadi pertanyaan, apakah karena kelalaian kita?," jelasnya.
RS Martha Friska sudah merawat total 50 pasien PDP dan positif Covid-19 dengan gejala sedang dan berat. Sebagian besar pasien sudah sembuh. Saat ini tinggal 15 pasien yang mereka rawat dengan kondisi sedang dan berat dan 4 di antaranya sudah dipastikan positif Covid-19.
(mdk/ray)