Marah Tapi Bisa Bikin Bahagia? Ini Penjelasan Menurut Psikolog dari Segi Kesehatan Mental
Seseorang yang meluapkan kemarahannya ternyata bisa merasa bahagia, kenapa bisa begitu?
Marah sering dianggap sebagai emosi negatif yang sebaiknya dihindari. Namun, di balik amarah yang meluap, sebagian orang justru merasakan kebahagiaan. Hal ini mungkin terdengar kontradiktif, mengingat marah dan bahagia adalah dua emosi yang berlawanan. Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang bisa merasa bahagia saat marah? Mari kita ulas lebih dalam.
Mengapa Rasa Marah Muncul?
Marah adalah salah satu emosi dasar manusia, seperti halnya rasa sedih, bahagia, cemas, dan jijik. Emosi ini sering muncul ketika seseorang merasa dirugikan, diancam, atau tidak dihargai dalam suatu situasi. Pemicunya bisa berasal dari orang lain, lingkungan, atau bahkan hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan diri kita.
-
Mengapa marah bisa buruk untuk kesehatan? Ketika Anda merasa kemarahan terus menerus, tubuh bersiap untuk melakukan pertarungan dan menimbulkan reaksi sistem saraf simpatis. Sistem ini menghasilkan hormon seperti adrenalin dan kortisol yang memicu berbagai efek fisik seperti peningkatan detak jantung, pernapasan cepat, dan otot-otot yang tegang. Sementara itu, fungsi-fungsi tubuh yang tidak dianggap esensial untuk kelangsungan hidup, seperti sistem pencernaan, melambat secara signifikan.
-
Apa dampak marah terhadap kesehatan? Reaksi marah dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan jantung, memperlemah sistem kekebalan tubuh, hingga berisiko menyebabkan stroke. Amarah yang sering muncul juga memicu kecemasan dan depresi, serta bahkan memperpendek harapan hidup.
-
Bagaimana cara kelola marah dengan baik? Mengelola marah dengan baik adalah keterampilan penting yang dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik, serta memperbaiki hubungan interpersonal.
-
Bagaimana cara positif untuk meluapkan kemarahan? Menyalurkan kemarahan melalui kegiatan kreatif seperti seni, musik, atau olahraga dapat membantu melepaskan emosi negatif.
-
Apa pengaruh marah pada tubuh? Peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh adalah beberapa pengaruh marah pada tubuh.
-
Kenapa menangis bikin bahagia? Menangis adalah hal unik yang hanya bisa dilakukan oleh manusia. Hewan lain memang menghasilkan cairan pelumas untuk mata mereka, tetapi hanya manusia lah yang bisa mengeluarkan air mata sebagai respon terhadap emosi. Kita juga menghasilkan berbagai jenis air mata.
Menurut dr. Ryan Martin, seorang psikolog yang mendalami emosi kemarahan melalui situs All The Rage, kemarahan muncul akibat kombinasi antara pemicu, karakter individu, dan cara seseorang merespons situasi. Dalam beberapa kasus, rasa marah dapat membawa manfaat, terutama ketika digunakan sebagai alat untuk memperbaiki keadaan atau menegaskan posisi diri.
Namun, jika dibiarkan tanpa kendali, marah dapat memicu perilaku agresif yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Ekspresi amarah yang tak terkontrol kerap berujung pada konflik atau tindakan destruktif.
Mengapa Marah Bisa Membuat Bahagia?
Saat marah, seseorang sering merasa dirinya adalah pihak yang dirugikan atau diperlakukan tidak adil. Dalam kondisi ini, mengekspresikan kemarahan menjadi bentuk perlawanan untuk kembali merebut kendali atas situasi tersebut. Meski masalah belum tentu selesai, meluapkan emosi dapat memberikan rasa lega.
Menurut Leon F. Seltzer, seorang psikolog klinis yang ahli dalam resolusi trauma dan pengendalian kemarahan, melampiaskan kemarahan memungkinkan seseorang memosisikan dirinya sebagai korban yang tidak bersalah. Dalam situasi ini, korban cenderung merasa lebih unggul secara moral dibandingkan pelaku yang menjadi target kemarahan.
“Perasaan superior yang muncul saat Anda marah sering kali memberikan rasa puas,” jelas Seltzer. Ia juga menambahkan bahwa posisi sebagai korban dapat meningkatkan rasa harga diri, yang pada akhirnya membawa kebahagiaan. Dengan kata lain, seseorang bisa menikmati perasaan marah karena ada elemen pembenaran diri yang terlibat.
Faktor Pendukung Kebahagiaan Saat Marah
Rasa bahagia saat marah juga dipengaruhi oleh kondisi emosional sebelum kemarahan muncul. Pre-existing condition, seperti rasa kecewa, malu, atau cemas, dapat memperkuat perasaan bahagia saat seseorang meluapkan amarah. Ketika merasa diremehkan atau diabaikan, kemarahan menjadi alat untuk membuktikan kekuatan diri.
Namun, perlu diingat bahwa kebahagiaan ini bersifat sementara. Kemarahan yang tidak terkendali dapat berubah menjadi perilaku intimidasi atau manipulasi yang merugikan orang lain.
Mengelola Kemarahan dengan Bijak
Meskipun marah dapat memberikan rasa bahagia, emosi ini tetap perlu dikelola dengan bijak. Kemarahan yang terlalu sering diekspresikan tanpa kontrol dapat merusak hubungan sosial dan menciptakan konflik. Bahkan, jika perasaan superior yang muncul saat marah terlalu dominan, seseorang bisa kehilangan empati terhadap orang lain.
Leon F. Seltzer menekankan bahwa kebahagiaan yang muncul saat marah bukanlah indikasi gangguan psikologis, melainkan bagian dari respons emosional manusia. Namun, ia juga mengingatkan bahwa emosi ini dapat menjadi masalah jika tidak diimbangi dengan introspeksi dan pengendalian diri.
Marah adalah emosi alami yang dapat memberikan manfaat, seperti rasa lega dan kebahagiaan sementara. Namun, penting untuk memahami bahwa kebahagiaan yang muncul saat marah bersifat kompleks dan berisiko jika tidak dikelola dengan baik. Menggunakan kemarahan sebagai alat untuk menegaskan diri memang wajar, tetapi menjaga keseimbangan emosi tetap menjadi kunci agar hubungan dengan orang lain tidak terganggu.
Pada akhirnya, memahami akar emosi dan mengelolanya dengan bijak akan membantu Anda menjaga keseimbangan antara rasa marah dan kebahagiaan, sehingga kedua emosi ini tidak saling merusak.