Pengakuan blak-blakan Kompol Budi setelah dipukulin TNI AL
Lepas siapa yang benar, Kompol Budi Hermanto membuat pengakuan baru.
Setiap kali anggotanya bentrok, institusi Polri dan TNI selalu mengeluarkan versi kronologi masing-masing. Tentu yang disampaikan adalah kronologi yang membuat pihaknya seolah tidak bersalah, dan menuding pihak lain yang bersalah.
Lepas siapa yang benar, kemarin Kompol Budi Hermanto, salah satu korban pengeroyokan oleh anggota POM TNI AL di Bengkel Cafe Jumat (6/2) dini hari, membuat pengakuan baru.
Anggota Satgas Bareskrim Polri yang menderita luka lebam di wajah itu juga menyangkal sejumlah pernyataan dari pihak TNI AL. Korban pemukulan dari pihak kepolisian tak hanya Kompol Budi. Rekannya, Kompol Teuku Arsya Khadafi, anggota Satgas Polda Metro Jaya, juga babak belur dihajar TNI AL. Bahkan tulang rusuk Kompol Teuku patah.
Berikut pengakuan blak-blakan Kompol Budi kepada merdeka.com:
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
Kompol Budi jawab tudingan TNI AL: Saya tak pernah bawa senjata!
Kompol Budi Hermanto membantah bertindak semena-mena dengan mengacungkan pistol saat anggota TNI AL melakukan razia di Bengkel Cafe, Jumat (6/2) dini hari. Dia mengaku, selama bertugas tak pernah memegang senjata.
"Barang-barang saya dirampas, saya difitnah saya enggak pernah bawa senjata. Saya 15 tahun enggak pernah bawa senjata. Uang di dalam tas sudah direbut," kata Kompol Budi kepada merdeka.com, Senin (9/2).
Saat ada razia, Kompol Budi sudah mengaku bahwa dirinya adalah anggota kepolisian yang sedang bertugas. Tapi pembelaannya tak digubris dan malah dipukuli.
"Jangan disalahartikan kalau polisi lalu lintas itu ke sana baru tidak wajar. Saya punya sprin (surat perintah) khusus, saya tidak mau sembarangan tunjukkan ke mereka, mereka langsung masuk saya tanya ada keperluan apa, di sana mereka gak tahu apa-apa," ujarnya.
Saat itu Kompol Budi tengah melakukan penyidikan sebuah kasus. Soal kasus apa, Komjen Budi enggan membeberkan.
"Saya minta ketemu komandan, seharusnya Polri itu diperiksa Provost berarti dia tidak sesuai SOP, saya komplain karena kehadiran saya rahasia," ujarnya.
Kompol Budi: Pomal TNI AL curi uang Rp 2 juta dan cincin kawin
Kompol Budi Hermanto mengaku ada sejumlah barang miliknya yang hilang saat keributan di Bengkel Cafe, Jumat (6/2).
"Di ruangan karaoke saya izin ke kamar mandi. Di luar ribut, saya keluar, teman saya sudah mau pingsan. Saya dipukuli saya berusaha melindungi teman saya, saya dipukuli, diambil juga cincin dan barang," kata Kompol Budi saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (9/2).
"Di POM sudah datang Dikrimum. Mereka bawa cincin kawin pernikahan teman saya. Mereka membongkar tas kehilangan Rp 2 juta kita, sampai berhamburan," lanjut Budi.
Selain melaporkan kasus ini ke Polisi Militer, Kompol Budi juga akan membawa masalah ini ke Komnas HAM. Selain masalah pencurian itu, dia juga mengaku dihajar sampai babak belur.
"Sekarang saya rusuk sakit, dekat kuping lebam. Hingga kini teman masih di opname," kata Budi.
Kompol Budi sebut TNI AL juga pukuli anggota TNI AD di Bengkel Cafe
Kompol Budi Hermanto membeberkan tak hanya dirinya menjadi korban pemukulan di Bengkel Cafe, Jumat (6/2), tapi juga ada seorang anggota TNI AD dipukuli hingga babak belur.
"Di sana (Bengkel Cafe) juga ada TNI AD dia dipukuli dengan membabi buta. Dia berada di situ menjadi sekuriti cadangan. Saya punya foto-fotonya," kata Kompol Budi kepada merdeka.com, Senin (9/2).
Perlakuan TNI AL terhadap Kompol Budi juga tak mengenakkan. Setelah dipukuli, Kompol Budi mengaku dimasukkan ke dalam mobil tahanan kemudian dibawa keliling Jakarta.
"Kami diperlakukan tidak manusiawi, saya dimasukkan ke mobil tahanan tapi malah bawa keliling dibawa ke Kemang, dibawa ke Kelapa Gading," ujarnya.
Dalam perjalanan, Kompol Budi sudah menjelaskan panjang lebar terkait keberadaannya di Bengkel Cafe. Tapi ucapannya tak digubris.
"Kami dikerangkeng. Mereka tidak mau mendengar saya, malah bilang saya mau ditembak 'saya tembak kepalamu'. Saat itu borgol tidak dilepas," katanya.
Kompol Budi kesal Serka TNI AL tanya apa masih kurang digebukin?
Kompol Budi Hermanto membantah insiden pemukulan di Bengkel Café, Jumat (6/2), terjadi karena dirinya mengacungkan pistol. Menurut Budi, dia sedang dalam misi penyamaran karena itu tak membawa senjata.
Budi pun sakit hati diperlakukan bak pesakitan oleh para personel TNI AL tersebut. Dia mengaku digebuki di kafe sebelum dibawa ke mobil tahanan dan ikut dibawa saat razia keliling Jakarta.
"Kita diperlakukan tidak manusiawi saya dimasukkan ke mobil tahanan tapi malah dibawa keliling dibawa ke Kemang dibawa ke Kelapa Gading (markas POM TNI AL). Kita dikerangkeng. mereka tidak mau mendengar saya malah bilang saya mau ditembak 'saya tembak kepalamu'. Borgol tidak dilepas," kata Kompol Budi saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (9/2).
"Di Pom ada serka bilang 'apa masih kurang digebukin?' dia bilang itu di depan kolonelnya," kata Kompol Budi.
Menurut Kompol Budi, ada sejumlah kejanggalan saat pemeriksaan. Namun dia tak mau macam-macam karena merasa di markas TNI AL.
"Ya saya mengenali (orang yang memukul). Mereka pada saya menghadirkan pemukulnya tapi ada yang menggantikan pemukulan. Digantikan ada peran pengganti. Saya pikir buat apa ribut itu kandang mereka," jelasnya.