Pengakuan Gadis Kinjeng Yanti & Winda, PSK bermotor di Semarang
Yanti Tatto menolak keras jika ada lelaki hidung belang dengan kondisi mabuk mengajak kencan.
Pekerja seks komersil (PSK) dengan berkedok gadis bermotor yang marak di sekitar jalan protokol Kota Semarang, Jawa Tengah sampai saat ini masih menjamur. Mereka bisa diajak berkencan 'kilat' baik di hotel kelas melati, maupun di hotel berbintang?
Dari penelusuran merdeka.com, di sekitar Jalan Imam Bonjol yang suasananya ramai dan bahkan bertebaran para PSK gadis bermotor ini untuk sekali kencan, tarif yang mereka pasang cukup murah.
Winda, bukan nama sebenarnya, gadis PSK bermotor yang sering mangkal 100 meter dari Stasiun Poncol Jl. Imam Bonjol saat berdialog dengan merdeka.com membuka harga sebesar Rp 150 ribu untuk sekali kencan.
"Sekali kencan Rp 150 ribu mas. Di Losmen Kudus. Harus pakai kondom. Maksimal main satu jam saja. Kalau lebih lama harus tambah," ungkap gadis bertubuh seksi, gempal dan berambut panjang kepada merdeka.com, Rabu (26/3) malam.
Selain Winda, ada lagi seorang PSK yang bagian lengan tubuhnya penuh dengan tatto dan berkulit langsat sehingga sering dipanggil Yanti Tatto di kawasan Jalan Imam Bonjol. Dirinya menolak keras jika ada lelaki hidung belang dengan kondisi mabuk mengajak kencan.
Tarifnya lebih mahal dari Winda karena parasnya mudah menarik perhatian para lelaki hidung belang. Dalam semalam saja, Yanti Tatto bisa mengeruk uang ratusan ribu dari setiap tamunya hingga jumlahnya mencapai antara 5 sampai 7 laki-laki.
"Untuk sekali kencan saya tarifnya antara Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Tapi saya nggak mau ngamar (kencan) sama orang mabuk. Selain biasanya reseh (ribut), kalau bayar sembarangan," ungkap gadis asli Gubug, Purwodadi ini kepada merdeka.com.
Di kawasan Imam Bonjol, merupakan kawasan yang cenderung digunakan oleh lelaki hidung belang kelas menengah ke bawah untuk melampiaskan nafsunya dalam beberapa jam di kamar losmen yang menjamur untuk kencan 'kilat' para gadis PSK bermotor ini.
Beda dengan kawasan Jl Imam Bonjol yang berada di pinggiran Kota Semarang yang transaksi gadis bermotor dilakukan secara blak-blakan dan terbuka, di Kawasan Jl Pandanaran yang juga tempat mangkal prostitusi terselubung transaksi dilakukan secara rapi dan tak terlihat.
Dua titik transaksi yang berdasarkan penelusuran merdeka.com satu titik berada di sebuah minimarket sekitar Kawasan Tugu Muda dan Lawang Sewu. Seorang wanita separuh baya akan menghampiri dan menawarkan jasa seks instan gadis bermotor saat lelaki hidung belang kongkow di depan minimarket itu.
"Saya lagi nongkrong, tiba-tiba ada wanita kayak ibu-ibu kalau bisa dibilang dia adalah mami-nya gadis PSK bermotor tersebut. Menawarkan jasa sambil menenteng Ipad. Satu persatu foto wajah anak buahnya dipamerkan saya," ungkap P.
Jika cocok, handphone induk semang PSK gadis bermotor ini langsung ditekan nomornya dan beberapa menit kemudian datanglah seorang gadis dengan motornya. Lalu, lelaki hidung belang bersama cewek meluncur ke sebuah hotel berbintang dan melakukan aktivitas kencan.
"Di Kawasan Pandanaran ini lebih mahal, tarif bayarnya antara Rp 350 ribu sampai Rp 400 ribu. Itu belum dengan kamar hotelnya. Kalau diajak ke losmen gadisnya menolak keras. Hanya mau ke hotel berbintang. Pas waktu saya, diajak ke hotel di Kawasan Jalan Plampitan," ungkapnya.
Selain titik di Jl Pandanaran dekat Tugu Muda dan Lawang Sewu, transaksi yang sama juga terjadi di dekat pusat kota Semarang tepatnya di halte bus depan toko buku Gramedia. Harga dan tarifnya tidak jauh berbeda tetapi 'mami' alias induk semang dan anak buahnya juga turut serta.
Dua kawasan yang terakhir, mereka biasanya mulai memperlihatkan batang hidungnya setiap hari antara pukul 23.00 WIB dini hari, sampai sekitar pukul 02.00 sampai pukul 03.30 WIB. Sampai kini, fenomena gadis bermotor yang terjadi di kota Lunpia ini masih terus dan marak terjadi.
Meski sering dilakukan razia, mereka dengan mudahnya berlenggang dan melarikan diri bersama motor yang ditungganginya untuk menjerat para pria tamunya.
Baca juga:
Ditiduri untuk lobi dan hura-hura
Perantara sesama artis
Jual pelacur artis lewat dunia maya
Cari sensasi perbesar alat kelamin
Wanita berpakaian seksi kerap jajakan diri di lobi hotel
-
Siapa yang sering mengalami peradangan prostat? Pada pria dengan rentang usia 30–40 tahun, masalah umum yang sering dihadapi terkait dengan prostat adalah prostatitis, yang merupakan kondisi peradangan pada prostat.
-
Apa itu Prasi? Prasi adalah cerita bergambar, layaknya komik. Mengutip Liputan6.com, Prasi memuat cerita-cerita tradisional yang bersumber dari naskah kuno, termasuk memuat gambar makhluk-makhluk mitologi.
-
Apa itu prosa? Prosa adalah sebuah karya sastra dalam bentuk cerita yang disampaikan menggunakan narasi.
-
Apa saja gejala radang prostat? Gejala radang prostat bisa bervariasi, tergantung pada jenis dan penyebabnya. Beberapa gejala umum yang bisa muncul antara lain:Nyeri saat buang air kecil, buang air besar, atau ejakulasiNyeri di perut, pangkal paha, penis, testis, perineum (area antara pangkal testis dan anus), atau punggung bawahDemamMenggigilMual dan muntah Aliran urine melemahDarah dalam urine atau spermaUrine keruh, berbusa, dan berbau tidak sedapSering buang air kecil di malam hari (nokturia)Inkontinensia urine (kebocoran urine yang tidak terkontrol)
-
Siapa yang berisiko terkena radang prostat? Faktor risiko untuk infeksi bakteri radang prostat adalah perilaku seks berisiko, seperti hubungan seks tanpa pengaman, serta kondisi medis lainnya yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
-
Apa itu pronomina? Pronomina adalah Kata Ganti Nomina, Berikut Jenis dan Contohnya Penggunaan pronomina membantu menghindari pengulangan kata benda yang sama dalam sebuah wacana atau percakapan, sehingga membuat ungkapan lebih efisien dan jelas.