Pengakuan Penjagal Anjing di Surabaya, Bantah Siksa Binatang
Rumah jagal anjing di Kota Surabaya, Jawa Timur, digerebek polisi bersama pencinta satwa. Pemilik lokasi itu, Sio Petrus, pun buka suara dan membantah bahwa mereka menyiksa anjing.
Rumah jagal anjing di Kota Surabaya, Jawa Timur, digerebek polisi bersama pencinta satwa, Minggu (31/7). Pemilik lokasi itu, Sio Petrus, pun buka suara dan membantah bahwa mereka menyiksa anjing.
Sio Petrus mengaku sudah menjagal dan menjual daging anjing selama 10 tahun. Ia membunuh anjing dengan cara digantung sampai mati. Cara itu dianggapnya cukup efektif karena membuat binatang itu cepat mati dan tidak mengeluarkan suara.
-
Di mana anjing-anjing itu diangkut? Sabtu (6/1) malam, polisi mengamankan sebuah truk pengangkut ratusan ekor anjing yang diduga tanpa dokumen resmi di Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang.
-
Bagaimana cara pemerintah daerah memantau dan menagih pajak anjing? Pemerintah daerah yang menerapkan pajak terhadap anjing, kerap kali membuat iklan di media massa tentang kewajiban pemilik anjing pendataan anjing peliharaan dan membayar pajaknya.
-
Apa yang membedakan anjing dan serigala secara perilaku? “Serigala masih memiliki semua perilaku berburu alami yang tidak dimiliki anjing," kata Kathryn Lord, ilmuwan yang mempelajari evolusi perilaku.
-
Kapan pajak anjing diterapkan di Indonesia? Aturan pajak untuk anjing pernah diterapkan di Indonesia, saat masa kolonialisme Belanda.
-
Siapa saja yang terlibat dalam penyelundupan anjing ini? Polisi menetapkan lima tersangka kasus tersebut. Satu dari lima tersangka adalah DH (43). Dia merupakan pemesan ratusan anjing yang akan dikonsumsi. Sedangkan empat tersangka lainnya adalah awak truk pembawa ratusan ekor anjing yang perannya turut serta membantu.
-
Kapan Dawlat Al Tanani digigit anjing? Menurut kronologi yang ia ceritakan, saat itu ia tengah berada di tempat tidur seusai shalat.
"Saya tidak pernah menyiksa, memukul anjing sampai mati. Tapi anjing itu kami gantung sampai mati. Anjing digantung dengan mulut tertutup biar nggak teriak-teriak, nggak enak sama tetangga," katanya, Selasa (2/8).
Ia menjelaskan, anjing yang telah dibunuh akan dimasak jika mendapat pesanan. Ia menjualnya sebesar Rp25 ribu per kilogram. "Setelah anjingnya mati, baru saya bakar dan dikuliti. Jadi tidak benar kalau saya bakar anjing hidup-hidup," ujarnya.
Tidak Mencuri Anjing
Terkait asal anjing, Petrus menyatakan ia tidak mencurinya, melainkan membeli dari para penjual yang datang padanya. Seekor anjing dia beli seharga Rp200 ribu sampai Rp300 ribu.
Sio Petrus juga memastikan anjing yang dibelinya adalah anjing yang sehat dan tidak terkena penyakit rabies.
Ia pun menegaskan bahwa selama ini dia tidak menjual bebas daging anjing yang dikelolanya. Ia hanya menjual daging anjing tersebut pada orang-orang tertentu yang memang mengonsumsinya.
Seperti diberitakan, rumah jagal anjing di Pesapen IV Kelurahan Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya digrebek pecinta satwa dan polisi pada Minggu (31/7). Dalam penggerebekan itu, ditemukan empat ekor anjing yang akan dibunuh.
(mdk/yan)