Pengakuan sandera Abu Sayyaf, diperlakukan baik dan tak ada siksaan
Selain itu tidak ada paksaan dan tidak ada tekanan apapun dalam ibadah.
Sejak Senin (2/5), Alfian Evis Repi (36), salah satu Anak Buah Kapal (ABK) korban penyanderaan kelompok militan di Filipina Abu Sayyaf, telah kembali berkumpul bersama keluarganya di kediamannya Jalan Swasembada Barat nomor 25, RT03/03 Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Alfian kembali menjalani kehidupan sehari-hari.
Dia kembali menceritakan kisahnya ketika disandera kelompok Abu Sayyaf. Selama 37 hari disandera kelompok Abu Sayyaf, Alfian mengaku tidak pernah mendapat penyiksaan. Bahkan, dia juga mengaku diperlakukan dengan baik.
-
Bagaimana cara orang tersebut pamit dari grup WA Islami? Asalamualaikum. Halo teman-teman, dengan ini saya mengajukan izin untuk keluar dari grup. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan, baik itu disengaja maupun tidak. Semoga sukses selalu untuk kalian semua! Wasalamu'alaikum.
-
Siapa yang mewakili TNI dalam perundingan Wonosobo? Pasukan TNI diwakili Kolonel Sarbini, sedangkan dari Belanda diwakili Kolonel Breemouer.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
-
Siapa yang memimpin TNI saat menghadapi Agresi Militer Belanda? Kala itu kekuatan TNI sangat terbatas dalam menghadapi Agresi Militer Belanda. Rakyat Indonesia akhirnya turun tangan membantu TNI hingga munculah Perang Rakyat Semesta dimana segenap kekuatan TNI dan masyarakat serta sumber daya nasional dikerahkan untuk menghadapi agresi tersebut.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Pada momen itulah warga yang sedang berada di situasi tersulut emosi kemudian melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI tersebut.
-
Bagaimana cara prajurit TNI menangkap 'penyusup' tersebut? Saat itu, prajurit TNI mengenakan seragam PDL nampak memegang bagian ekor biawak dan mencoba memindahkannya ke tempat lebih aman.
"Tidak ada. Semua diperlakukan dengan baik. Tidak ada yg dibeda-bedakan. Selain itu, tidak ada siksaan juga. Semua diperlakukan dengan baik selama kami di sana," ungkap Alfian saat ditemui wartawan di rumahnya, Selasa (3/5).
Didampingi istrinya, Youla Repi Lasut (30), Alfian kembali menceritakan saat dia berpura-pura menjadi mualaf demi jaminan hidup. Sesungguhnya tidak ada keharusan atau paksaan untuk menjadi muslim, namun dia berfikir harus mencari cara agar tetap hidup. Salah satunya mengaku menjadi muslim dan ikut menjalankan ibadah salat berjamaah bersama kelompok Abu Sayyaf.
"Tidak ada paksaan, tidak ada tekanan apapun dalam ibadah. Kita mau salat silakan, enggak salat juga silakan. Tapi karena demi keselamatan kita bersama, nah itulah kita ikutin. Kalau waktu salat kita ikutin (salat) juga," kata Alfian.
Baca juga:
Sambut kedatangan Bayu Oktavianto di rumah, keluarga siapkan tumpeng
Pernah disandera Abu Sayyaf, Bayu Oktavianto tak kapok berlayar lagi
Buang sial, mantan sandera Abu Sayyaf menceburkan diri ke sungai
Bebas dari sandera Abu Sayyaf, Alvian senang bertemu keluarga
Ini sosok Mayjen (Purn) Kivlan Zein, kawan Prabowo pembebas sandera
Soal pembebasan 10 WNI, Jokowi tahu usai telepon Presiden Filipina
Kisah WNI disandera Abu Sayyaf, ngaku mualaf sampai lari di hutan