Pengakuan warga yang melihat 3 buaya antarkan jasad Syarifuddin
Warga Berau, Kalimantan Timur dibikin heboh saat tiga buaya mengantar jasad Syarifuddin (40) ke tepi sungai, Rabu (19/7) pagi kemarin. Peristiwa itu sempat direkam warga. Bagi sebagian warga, kejadian itu kental dengan aroma mistis.
Warga Berau, Kalimantan Timur dibikin heboh saat tiga buaya mengantar jasad Syarifuddin (40) ke tepi sungai, Rabu (19/7) pagi kemarin. Peristiwa itu sempat direkam warga. Bagi sebagian warga, kejadian itu kental dengan aroma mistis.
Sudah rahasia umum, sungai-sungai di pedalaman Kalimantan, tak terkecuali Kalimantan Timur, banyak dihuni buaya muara yang terkenal ganas.
Warga percaya buaya-buaya itu tidak sekadar hidup di alam liar, melainkan juga menjadi peliharaan warga. Sang predator pun muncul ke permukaan, sekadar untuk meminta makan.
Seperti di sungai-sungai yang mengalir di Kecamatan Talisayan, kabupaten Berau. Tidak sedikit dijumpai buaya, berenang di permukaan, di tengah permukiman padat penduduk.
"Setiap Jumat, pas Salat Jumat, itu buaya di sekitar sungai di sini, muncul berenang di permukaan. Saya juga melihat dengan mata kepala saya sendiri," kata Nurbayah, warga Talisayan saat berbincang bersama merdeka.com, Kamis (20/7).
"Saya sempat heran, ada warga yang duduk bawa sesajen, di depannya ada buaya. Setelah diberi sesajen, buaya itu kembali berenang di bawah permukaan sungai," ujarnya.
Kabar warga kampung tetangga, di kampung Biatan Lempake, Kecamatan Biatan, Syarifuddin yang tewas disambar buaya, ramai menjadi perbincangan. Apalagi jasad Syarifuddin ternyata 'dikembalikan' oleh tiga buaya.
"Kalau sudah memakan korban seperti itu, biasanya buaya itu harus dicari dan dibunuh. Begitu kira-kira kepercayaan warga di sini," terangnya.
Sementara, Gunawan (35), warga Biatan, yang juga menjadi saksi mata upaya pencarian Syarifuddin juga ikut menyaksikan kejadian langka, jasad korban justru diantar oleh buaya.
"Iya, percaya tidak percaya, tapi kenyataannya saya dan warga lain juga melihatnya dengan mata saya sendiri. Itu benar-benar terjadi," kata dia.
Usai Syarifuddin dikabarkan hilang disambar buaya, Selasa (18/7), pencarian pada malam harinya tidak membuahkan hasil, warga memutuskan untuk menggunakan jasa pawang buaya.
Sang pawang, bukan dari Talisayan maupun Biatan, melainkan dari kecamatan lain, yang lokasinya cukup jauh. "Didatangkan dari Sambaliung, buat membantu pencarian korban," sebutnya.
"Benar tidaknya buaya itu mengantar jasad korban ke tengah kerumunan warga dengan melibatkan pawang, itu tergantung dari persepsi masing-masing ya. Tapi nyatanya, itu benar-benar terjadi," terangnya lagi.
Syarifuddin sendiri bukanlah seorang yang istimewa, ataupun tokoh masyarakat. Dia hanya warga biasa. Meski di bagian sekitar pangkal lengan kanannya terdapat luka gigitan buaya, namun secara umum, tubuhnya relatif utuh.
Ya meski jasadnya telah ditemukan, warga masih penasaran, mencari buaya itu, menyusul kekhawatiran buaya akan kembali menerkam warga kampung.
Kepolisian enggan berbicara soal mistis yang menjadi kepercayaan sebagian warga Biatan. Namun memang, hadirnya tiga buaya mengantar jasad Syarifuddin bukan kejadian biasa.
"Jasadnya korban relatif utuh. Logika sederhana, kalau itu buaya liar, pasti jasad korban tercabik-cabik ya. Ya, warga masih mencari buaya itu," kata Kapolsek Talisayan Iptu Faisal Hamid.
"Di sini bukan banyak buaya lagi. Mulai dari sungai-sungai di Tabalar, sampai ke Batu Putih dan ke Bidukbiduk, memang habitat buaya," demikian Hamid.
Baca juga:
Buaya ini antarkan jasad pria yang disambar ke tepian sungai
-
Kenapa para tentara salib ini tewas? Menurut sejarah Perang Salib, saat itu Sidon sedang dikepung dan dihancurkan pada tahun 1253 oleh tentara Mamluk dan tahun 1260 oleh bangsa Mongol. Kemungkinan besar para prajurit ini tewas dalam salah satu pertempuran ini.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Kapan Hari Tapir Sedunia diperingati? Tahukah Anda, tanggal 27 April diperingati sebagai Hari Tapir Sedunia? Ya, sejak tahun 2008 lalu, setiap tanggal 27 April menjadi momentum peringatan tersebut.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Kenapa Kekeyi sering dicibir? Sayangnya, terkadang momen heboh Kekeyi malah mendapat cibiran.dari sejumlah. Malahan ada beberapa komentar bernada body shaming padanya.
-
Kapan Sahrul Gunawan diwisuda? Alhamdulillah, guys! Hari ini, Selasa, 21 November 2023, setelah sukses banget lulus sidang tesis bulan April kemarin, kita semua merayakan Wisuda Magister Ilmu tafsir Al Quran universitas PTIQ yang pertama.