Penganiayaan Santri Gontor, Haedar Nashir: Jangan Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga
Haedar berharap publik lebih adil dan bijak dalam menyikapi insiden di Ponpes Gontor.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta masyarakat tidak menggeneralisasi secara berlebihan kasus penganiayaan salah seorang santri hingga meninggal di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (PMDG), Ponorogo, Jawa Timur. Sebab, Ponpes Gontor telah berjasa bagi negeri ini.
"Dan para lulusannya berkontribusi di banyak ranah kebangsaan dan global. Jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga," kata Haedar, dilansir dari Antara, Kamis (8/9).
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Apa yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren Canga'an? Penamaan kompleks kamar santri menggunakan nama daerah di nusantara. Mulai dari Madura, Bangkalan, Jawa. Penyebutan kata Jawa pada masa Hasyim Asyari, meliputi Indonesia, Brunei Darussalam dan Malaysia. Ada kemungkinan para santri berasal dari berbagai negara di Asia Tenggara.
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Pondok Pesantren Ma'Hadut Tholabah? Dalam sambutannya, Ganjar mengingatkan para santri-santriwati untuk mengejar cita-cita yang diinginkan.
-
Kenapa Pondok Pesantren Al Ghozali Kediri juga melayani ODGJ dan pecandu narkoba? Pondok Pesantren (ponpes) Al Ghozali di Desa Duwet, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, tak hanya terbuka sebagai tempat belajar agama bagi masyarakat biasa. Ponpes ini juga melayani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan pecandu narkoba.
-
Mengapa Ganjar Pranowo mengunjungi Pondok Pesantren Ma'Hadut Tholabah? Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Ma'Hadut Tholabah, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (11/1/2024).
-
Bagaimana suasana pengajian di Pesantren Mambaul Hikam II yang dihadiri Mutiara Baswedan? "Pas perjalanan ke sini nggak menyangka seramai ini. Orang banyak banget sampai antre. Masya Allah semangatnya luar biasa. Insya Allah saya bisa belajar," kata Tia dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (26/12).
Haedar berharap publik lebih adil dan bijak dalam menyikapi insiden di Ponpes Gontor tersebut dengan menyerahkan kepada aparat penegak hukum. Dia yakin penegak hukum akan memproses secara transparan dan objektif.
"Hukum adalah instrumen paling baik dan memiliki tingkat kepastian yang dapat menjadi rujukan semua pihak menyelesaikan kasus seperti itu," ujarnya.
Ponpes Gontor Harus Terbuka
Haedar berharap dan percaya Ponpes Gontor bersikap terbuka dalam menghadapi kasus yang telah menyita keprihatinan publik tersebut, dengan sepenuhnya menyerahkan perkara ke proses hukum.
"Sekaligus pihak Gontor berlapang hati bermuhasabah dan memberi jalan terbuka pada proses hukum, seraya konsolidasi agar hal tersebut tidak terulang kembali dalam bentuk apapun," tambahnya.
PP Muhammadiyah juga menaruh simpati dan duka bagi keluarga korban. Haedar berharap keluarga korban diberi kekuatan dan kesabaran.
"Serta semoga dilimpahi rahmat oleh Allah," ucap Haedar.
(mdk/tin)