Pengelola sebut SBY tak pernah utak atik situs Islam
Mereka meminta pemerintah untuk segera menormalisasikan kembali semua situs yang tidak berisi paham radikal.
Muhamad J Abdulrahman, pengelola situs www.arrahmah.com, menyayangkan sikap pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang menutup situsnya. Pasalnya, situs tersebut tidak berisi ajaran yang menyuruh seseorang untuk melakukan tindakan semena-mena dan dukungan kepada upaya penyebaran paham ISIS.
"Kita tidak pernah mengarahkan orang untuk lakukan dengan semena-mena, ada pengetahuan yang kami sampaikan. Arahan kami lebih kepada ajaran Islam dan perjuangannya," kata Abdulrahman di Gedung Kemenkominfo, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (7/4).
Lanjut Abdulrahman, selama sepuluh tahun beroperasinya situs tersebut, baru kali ini diperlakukan seperti yang terjadi di zaman Presiden Jokowi. Ia menilai zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tidak pernah melakukan tindakan kesewenangan semacam itu. Karena itu, dia meminta pemerintah untuk segera menormalisasikan kembali semua situs yang tidak berisi paham radikal.
"Sepuluh tahun kita fine-fine saja, dan pada zaman pak SBY kita tidak diperlakukan seperti ini. Saya harap pemerintah harus juga memperhatikan prosedur untuk menutup sebuah situs, kan ada prosedurnya," kata Abdulrahman dengan nada protes.
Diketahui, pemerintah melalui Kemenkominfo melakukan penutupan terhadap 19 situs yang dinilai bermuatan paham radikal dan mendukung kegiatan ISIS. Hal tersebut dilakukan oleh Kemenkominfo berdasarkan saran atau rekomendasi yang diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT).
Akan tetapi, dalam aksi penutupan tersebut, pemerintah tidak pernah meminta klarifikasi terhadap pihak-pihak pengelola tersebut. Karena itu, semua pihak yang merasa dirugikan oleh penutupan tersebut melakukan protes dan menuntut pemerintah untuk membuka kembali situs-situs tersebut.