Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Bersedia Direlokasi
Menurutnya, bantuan pangan sudah sangat cukup. Namun yang menjadi kendala adalah tempat tidur.
Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terus menerus erupsi menjadi tontonan menyeramkan bagi para pengungsi di posko.
Sejak Sabtu (9/11) kemarin hingga Minggu (10/11) hari ini, total erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki sebanyak 17 kali sesuai laporan di grup WhatsApp Info Publik G. A Lewotobi, dengan ketinggian kolom abu maksimal 9.000 meter di atas puncak.
- Parah! Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Terima Bantuan Kedaluwarsa dari BNPB
- Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Hampir Sepekan, Pengungsi Mengeluh Kekurangan Pakaian
- Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BRI Peduli Turun Tangan Bantu Sembako Hingga Obat-obatan
- Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT Erupsi, 860 Warga Mengungsi
Seperti pada posko pengungsian di Desa Bokang, warga dengan bisa melihat detik-detik Gunung Lewotobi Laki-Laki memuntahkan lahar panas, disertai guguran abu vulkanik, pasir serta bebatuan.
Para pengungsi berharap kondisi Lewotobi Laki-laki kembali pulih. Sehingga mereka bisa beraktivitas normal untuk kehidupan selanjutnya. Mereka juga bersedia jika harus direlokasi pemerintah ke lokasi pemukiman yang baru.
"Itu malam kami lari itu tengah malam jam 12 malam, jadi kami lari juga dengan kerikil dan batu. Kami tidak bisa lihat gunung karena gelap dan hari ini yang paling tinggi daripada kemarin," jelas Antonius Nubapukai warga Hokeng Jaya, yang mengungsi di Desa Bokang.
Menurutnya, bantuan pangan sudah sangat cukup. Namun yang menjadi kendala adalah tempat tidur. Mereka hanya tidur beralaskan terpal di dalam tenda, jika turun hujan maka akan tergenang.
"Kalau untuk makanan kami rasa sudah baik sudah sangat cukup dan air juga baik, hanya kami itu kesulitan di tempat tidur, kedua terpal karena nanti kami tidur dan hujan seperti kolam besar saja," ujar Antonius Nubapukai.
Data dari BPBD Kabupaten Flores Timur, jumlah pengungsi hingga hari ini telah mencapai 8.431 orang, yang tersebar di tujuh kecamatan di Flores Timur, serta Kabupaten Sikka.
Berikut rinciannya:
1. Kecamatan Titihena 4.149 Orang 2. Kecamatan Wulanggitang 1.821 Orang 3. Kecamatan Ile Bura 25 Orang 4. Kecamatan Demon Pagong 135 Orang 5. Kecamatan Larantuka 85 Orang 6. Kabupaten Sikka 2.187 Orang 7. Kecamatan Ile Mandiri 20 Orang 8. Kecamatan Adonara Timur 9 Orang Total pengungsi 8.431 Orang