Pengungsi Korban Longsor Nganjuk Keracunan Massal
Kapolres Nganjuk, AKBP Harviadhi Agung Pratama menyatakan, penyebab keracunan puluhan pengungsi korban longsor di Ngetos, Kabupaten Nganjuk bukan karena makanan dari Dapur Umum. Melainkan diduga karena mie ayam yang dibagikan oleh donatur.
Puluhan pengungsi korban longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Nganjuk mengalami keracunan massal pada Kamis (18/2) malam. Akibatnya, 4 orang terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Nganjuk, Nafhan membenarkan atas kejadian tersebut. Ia menyatakan, dari korban keracunan tersebut tidak ada yang anak-anak.
-
Di mana saja bencana tanah longsor terjadi di Jawa Tengah? Cuaca ekstrem dalam beberapa hari belakangan membuat sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah dilanda bencana longsor dan tanah bergerak. Salah satu bencana longsor itu terjadi di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, pada Minggu (3/3) petang. Bencana longsor juga terjadi di Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
-
Kapan bencana longsor yang menghancurkan Desa Legetang terjadi? Kronologi hilangnya Desa Legetang bermula pada malam hari tanggal 17 April 1955.
-
Kapan bencana longsor yang menghancurkan Kampung Kopen Lama terjadi? Namun pada tahun 2013, terjadi bencana tanah longsor yang membuat sejumlah rumah di kampung itu terkubur.
-
Mengapa tanah longsor terjadi? Selain itu, waspada juga jika halaman atau lantai pada rumah tiba-tiba ambles, adanya tanah yang runtuh dalam jumlah yang besar, serta munculnya mata air secara tiba-tiba.
-
Kapan longsor di Kampung Gintung terjadi? Polda Jabar mengerahkan tim K-9 (tim anjing pelacak) untuk membantu pencarian Sembilan warga yang diduga menjadi korban longsor di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kacematan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Dimana banjir dan longsor terjadi di Pekalongan? Sepanjang hari Minggu (3/3), Desa Sidomulo, Kecamatan Lebakbarang, Pekalongan terus diguyur hujan deras. Akibatnya, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa titik.
"Semua orang dewasa. Anak-anak tidak ada," ujarnya, Jumat (19/2).
Dia mengatakan, penyebab keracunan karena para pengungsi memakan makanan ringan dari sumbangan donatur.
"Diduga karena makanan ringan dari donatur," ujarnya.
Nafhan juga belum mendapat jumlah total dari korban keracunan ini. Dia hanya mengatakan, yang keracunan ringan lebih dari 10 orang.
"Ringan lebih dari 10 orang dirawat di Puskesmas. Yang di RS belum dipastikan pengungsi atau relawan," jelasnya.
Ia pun memastikan, penyebab keracunan bukan dari makanan yang diolah Tagana Kemensos di Dapur Umum. Karena makanan atau nasi dari dapur umum telah didistribusikan sejak sore. Sedangkan peristiwa keracunan massal terjadi pada pukul 23.00 WIB beberapa jam setelah makanan ringan dari donatur dibagikan.
Hal senada disampaikan oleh Kapolres Nganjuk, AKBP Harviadhi Agung Pratama. Ia menyatakan, penyebab keracunan puluhan pengungsi korban longsor di Ngetos, Kabupaten Nganjuk bukan karena makanan dari Dapur Umum. Melainkan diduga karena mie ayam yang dibagikan oleh donatur.
"Warga yang mengalami gejala tersebut diperkirakan akibat mengosumsi mie ayam yang dibagikan sore hari sekitar pukul 15.00 WIB oleh salah satu donatur atau pemberi bantuan. Jadi saya tekankan bukan dari dapur umum," ujarnya.
Ia menambahkan, warga mulai mengalami gejala muntah, mual, pusing dan diare di Posko Pengungsian pada Kamis malam pukul 22.00 WIB. Untuk menyelidiki kasus tersebut, ia pun menurunkan Satreskrim dan INAFIS. Pihaknya juga telah membawa beberapa sampel makanan mie ayam untuk proses uji lab.
Hasilnya, diduga kuat keracunan itu karena kandungan formaldehida atau formalin di dalam mie ayam tersebut. Karena dari beberapa unsur yang diuji hanya formalin yang angkanya 10.
"Sudah kita lakukan tes security food dengan sampel mie ayam, kuah, bumbu bawah, saos dan kecap. Kandungan Nitritnya nol, Arsenik juga nol, Sianida juga nol, formalin hasilnya di angka 10. Formalin inilah yang kemungkinan menjadi penyebab warga yang mengonsumsi mie ayam itu mengalami gejala (keracunan)," tandasnya.
Terkait dengan temuan itu, pihaknya pun melakukan pelacakan terhadap pemberi makanan tersebut. Dua orang yang diduga memberikan makanan, akan secepatnya dimintai keterangannya.
"Apabila hasil penyelidikan ada unsur pidana maka kami tingkatkan ke proses penyidikan untuk penegakan hukum," katanya.
Harvi mengatakan, data korban keracunan massal di Posko Pengungsian Ngetos adalah 44 orang dengan rincian: 3 orang dirawat RSUD Nganjuk, 1 RS Bhayangkara Nganjuk, 7 orang di Puskesmas, 33 rawat jalan kembali ke Posko Pengungsian.
Diketahui, pengungsi korban longsor Selopuro ditempatkan di SDN Ngetos 3 Ngetos. Sedikitnya terdapat 100 pengungsi dewasa dan 41 pengungsi anak-anak.
Baca juga:
Mengenal Sanitasi Makanan Beserta Tujuannya, Ketahui Prinsip Higiene Sanitasinya
79 Warga di Sumut Keracunan Makanan Usai Ikuti Hajatan, Begini Kronologinya
7 Jenis Makanan yang Tak Bisa Dihangatkan Pakai Microwave, Ketahui dengan Seksama
Siswi SD di Buleleng Tewas Keracunan Makan Kulit Kerupuk Ikan Buntal
Puluhan Santri di Garut Keracunan usai Makan Bubur
Santap Nasi Kuning di Hajatan, Ratusan Warga Tasikmalaya Keracunan