Penjelasan Partai Aceh soal Kabar Partai Lokal Wadah Aspirasi Eks Kombatan GAM
"Jadi politik Aceh saat ini sangat dinamis dan sangat modern,” kata Wakil Ketua DPP Partai Nurlis Effendi
- AHY Ungkap Alasan Demokrat Usung Mantan Panglima GAM di Pilgub Aceh
- DPW PPP Siap Koalisi dengan PDIP Dukung Koster di Pilkada Bali, Optimis Menang 55 Persen
- Mantan Ajudan Prabowo Diusulkan Jadi Bakal Calon Wakil Gubernur Aceh pada Pilkada 2024
- Gugat Hasil Pileg 2024 ke MK, Gerindra Duga KPU Tambah Suara PDIP, PKS, dan PKB di Dapil Aceh I
Penjelasan Partai Aceh soal Kabar Partai Lokal Wadah Aspirasi Eks Kombatan GAM
Wakil Ketua DPP Partai Aceh, Dr Nurlis Effendi menanggapi pernyataan dari Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang menyebut bahwa Partai Lokal Aceh sebagai wadah aspirasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Pernyataan Jenderal Agus disampaikan dalam rapat dengan Komisi I DPR-RI, Kamis (21/3/2024). Panglima saat itu mengatakan Aceh, salah satu provinsi dengan tingkat kerawanan tinggi pada Pilkada 2024. Sebab, Aceh memiliki potensi konflik yang besar.
"Sayangnya, para anggota DPR-RI tidak mengkritisi pernyataan Panglima TNI. Padahal, Partai Lokal Aceh dibentuk dan dilindungi oleh undang-undang dan menjadi aspirasi. Bahkan Partai Aceh menjadi mesin politik untuk Capres Prabowo-Gibran pada Pemilu 2024 di Aceh,” kata Nurlis, Jumat (22/3).
Menurut Nurlis, informasi yang diterima oleh Panglima TNI tidak akurat jika disebutkan eks-kombatan GAM hanya berpolitik pada Partai Lokal Aceh.
“Seluruh partai politik yang ada di Indonesia ini menampung aspirasi politik eks-kombatan GAM,” katanya.
Dia menegaskan politik di Aceh tidak ada polarisasi, apalagi tuduhan intoleransi pada ranah politik di Aceh. Bahkan, kata Nurlis, Partai Gerindra yang didirikan oleh Prabowo Subianto yang telah terpilih sebagai Presiden periode 2024-2029 pada Pemilu 2024 ini juga menampung aspirasi politik eks-kombatan GAM.
“Ketika awal mula berdiri di Aceh, mantan Panglima GAM Muzakir Manaf adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Aceh. Bahkan hingga saat ini, eks-kombatan GAM Fadhlullah adalah Ketua Gerindra Aceh,” kata Nurlis. “Bahkan Fadhlullah hingga saat ini masih sebagai anggota DPR-RI dari Gerindra.”
Selain itu ada Partai Golkar juga menjadi wadah politik bagi Saiful Bahri alias Tiong yang adalah eks-kombatan GAM. Bahkan Tiong sudah terpilih menjadi anggota DPR-RI dari Partai Golkar. Selain itu, ada Toke Seuum yang berpolitik pada Partai Hanura. Selain itu, ada eks-kombatan Sofyan Dawod yang menjadi politisi PDI-P.
Sedangkan Partai Lokal Aceh pun tidak semata-mata menjadi wadah aspirasi politik eks-kombatan GAM. “Partai Aceh, misalnya, saat ini ramai diisi oleh politisi-politisi yang bukan berasal dari eks-kombatan GAM. Salah satunya saya sendiri, salah satu pengurus yang bukan eks-kombatan,” katanya.
Nurlis melanjutkan, bahkan dalam Partai Aceh juga ada tokoh Partai Golkar, Sulaiman Abda. Saat ini, Sulaiman Abda adalah Ketua Dewan Pakar Partai Aceh. Selain itu, ada politisi PKB Bener Meriah, Baharuddin, yang kini justru menjadi Ketua DPW Partai Aceh Bener Meriah.
“Selain itu, Partai Aceh saat ini banyak diisi oleh akademisi, dan anak-anak muda yang semuanya bukan eks-kombantan GAM. Jadi politik Aceh saat ini sangat dinamis dan sangat modern,” katanya.