Penjelasan Puskesmas Rawa Buntu soal siswi SD diduga meninggal usai disuntik difteri
Penjelasan Puskesmas Rawa Buntu soal siswi SD diduga meninggal usai disuntik difteri. Karena diduga kesurupan, oleh ayahnya, Naswa dipijat jempol dan dibawa ke masjid terdekat. Hingga kemudian di bawa ke klinik terdekat dari rumahnya.
Kepala Puskesmas Rawa Buntu Hartono menegaskan, kematian Naswa Fahira Andrean (10) di Puskesmas Rawa Buntu pada Jumat (23/2) kemarin, karena penyakit asma akut yang dideritanya. Menurut dia, berdasarkan keterangan pihak keluarga dan data dari pihak Puskesmas Rawa Buntu yang menangani pasien, almarhumah dibawa pihak keluarga ke Puskesmas saat petang.
"Jadi keterangan orang tua anaknya itu seperti biasa sekolah, mengaji sampai sore, dan sepulang mengaji, almarhumah sempat makan dan mandi. Menjelang magrib almarhumah teriak kesakitan dengan wajah membiru, pupil mata membesar, dikira orang tuanya kesurupan," kata Hartono berdasarkan keterangan Ayah Naswa, di Kantor Dinkes Tangsel, Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Sabtu (24/2).
-
Apa yang dimaksud dengan difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Siapa yang bisa terkena penyakit difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa ciri-ciri utama difteri yang muncul di tenggorokan? Ciri-ciri difteri yang paling umum adalah:Terbentuknya lapisan tebal berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel. Lapisan ini disebut pseudomembran dan bisa mengganggu pernapasan jika tidak segera diobati.
-
Siapa yang berisiko tinggi tertular Difteri? Faktor-faktor yang meningkatkan risiko tertular difteri antara lain:Tidak mendapat vaksinasi difteri secara lengkapTinggal di area padat penduduk atau yang buruk kebersihannyaBepergian ke daerah yang tingkat difterinya sedang tinggiMemiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita AIDS
-
Kenapa penonton konser di Tangerang marah dan membakar panggung? Kesal sudah membeli tiket namun tidak bisa menonton band idola, sejumlah penonton konser mengamuk. Mereka hilang kendali, menumpahkan kekesalan dengan membakar sound system dan panggung. Harga tiket yang dibanderol Rp115.000 makin menambah kekesalan mereka.
Karena diduga kesurupan, oleh ayahnya, Naswa dipijat jempol dan dibawa ke masjid terdekat. Hingga kemudian di bawa ke klinik terdekat dari rumahnya.
"Karena dokter klinik tidak ada, akhirnya dibawa ke Puskesmas Rawa Buntu," kata Hartono.
Saat ditangani dengan dokter dan perawat yang berjaga, kondisi Naswa saat itu sudah sangat buruk, sehingga diberikan pertolongan hidup dasar oleh pihak Puskesmas.
"Saat kami terima, pupil mata membesar, nadi tidak teraba kondisi badan sampai kaki dingn, maka kami lakukan pertolongan hidup dasar, dan dinyatakan meninggal dunia," ucapnya.
Orang tua Naswa, lanjut Hartono, juga menyebutkan, kalau beberapa bulan belakangan ini asma anaknya sering kambuh. Naswa, juga dibekali alat bantu jika penyakit asma yang dialaminya sedang kambuh.
"Orang tuanya memastikan kematian Naswa bukan karena vaksin difteri II, karena setelah vaksin saat itu, tak ada gejala atau keluahan sakit dari yang bersangkutan, keluarga juga meyakini kepergian Naswa karena penyakit asma yang dia derita," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi menyelidiki kabar siswi SDN di Tangsel meninggal usai imunisasi difteri. Terpisah pihak SDN 1 Rawa Buntu membantah Nazwa meninggal dunia karena difteri.
Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan, AKP Alexander mengatakan, pihak kepolisian setelah mengetahui viralnya pesan berantai yang menyebutkan seorang siswi meninggal dunia usai diimunisasi difteri langsung melakukan pengecekan.
"Benar, dipimpin Panit Reskrim kami lakukan pengecekan terkait kematian siswa SDN 01 Rawa Buntu yang viral meninggal seusai disuntik difteri II, pada hari Sabtu tanggal 24 Februari 2018," ucap Alex.
Dia menerangkan, berdasarkan hasil pengecekan itu, pihaknya memeriksa sejumlah saksi. Di antaranya Marjaya (kepala sekolah SDN 01 Rawa Buntu dan Khadijah, Guru SDN 01 Rawa Buntu).
Dari keterangan kedua saksi, diketahui bahwa pihak Sekolah SDN Rawa Buntu mengadakan kegiatan suntik difteri II pada hari Senin tanggal 12 Februari 2018 lalu. Namun dipastikan bahwa almarhumah tidak dilakukan suntik difteri II.
"Keterangan pihak sekolah yang bersangkutan, tidak pernah suntik difteri di Sekolah baik suntik difteri I maupun difteri II," ujar Alex.
Namun begitu, polisi mengaku belum mengetahui apakah siswi itu melakukan suntik difteri di tempat lain.
Baca juga:
Polisi selidiki kabar siswi SDN di Tangsel meninggal usai imunisasi difteri
Di Mojokerto, dewasa hingga manula juga terserang difteri karena belum imunisasi
Pegawai Kemnaker serempak ikuti vaksinasi difteri
Penderita terus bertambah, Pemkot Samarinda nyatakan difteri sebagai KLB
12 Ribu masker dibagikan buat cegah bahaya difteri di Samarinda
Positif difteri, tahanan Polresta Samarinda dilarikan ke rumah sakit
Stok vaksin difteri menipis, tahanan Polres Samarinda diberi antibiotik