Siswi SD di Garut Dibully Kakak Kelas, Dipegangi Ramai-Ramai Lalu Dilecehkan
Ibu korban menyebut bahwa anaknya diduga dirundung oleh kakak kelasnya berjumlah tiga orang.
Seorang perempuan yang masih duduk di bangku sekolah dasar diduga menjadi korban perundungan kakak kelasnya saat bersekolah di Garut, Jawa Barat. Aksi perundungan dilakukan berramai-ramai dengan cara menyodokan terong ke arah kelamin korban.
Terkait kejadian tersebut, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut AKP Ari Rinaldo mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan penyelidikan kejadian tersebut setelah menerima laporan dari orang tua korban.
“Orang tua korban membuat laporan ke kami pada 20 Desember 2024. Adapun berdasarkan laporan, kejadian yang dialami korban ini terjadi pada Agustus 2022,” kata Ari, Kamis (9/1).
Kronologi Perundungan
Berdasarkan laporan yang diterima, dijelaskan Ari, ibu korban menyebut bahwa anaknya diduga dirundung oleh kakak kelasnya berjumlah tiga orang. Pada saat itu, korban yang sedang berusia 10 tahun dirundung oleh kakak kelasnya yang berusia 11 dan 12 tahun.
Korban, pada saat kejadian dipastikan sedang tidak berada di lingkungan sekolah, namun tengah menonton kegiatan perlombaan agustusan di sekitar lokasi kejadian.
“Lalu tiga kakak kelasnya mendekati, lalu dua orang memegangi tangan dan membukakan kakinya dan satunya menyodokan terong ke bagian alat vitalnya,” jelasnya.
Pada saat salah satu kakak kelasnya menyodokan terong, Ari menyebut bahwa kondisi korban saat itu masih menggunakan celana panjang. Proses itu pun dilakukan oleh kakak kelasnya sebanyak satu kali, namun cukup keras.
“Jadi terong yang disodokan itu adalah bekas perlombaan dalam kegiatan agustusan di tahun 2022. Kami hingga saat ini masih terus melakukan pendalaman dan memeriksa keterangan dari korban, pelapor, dan saksi,” ucapnya.
Selain itu juga, Ari mengaku pihaknya memeriksa dokter yang melakukan pemeriksaan terhadap dokter yang memeriksa.
“Kami juga memeriksa guru korban, karena berdasarkan keterangan korban dia ini sempat cerita ke gurunya,” ungkapnya.
Dalami Motif Pelaku
Kaitan dengan motif, pihaknya masih melakukan pendalaman lebih jauh.
“Pelapor pada saat membuat pelaporan melaporkan kaitan dengan kekerasan terhadap anak, jadi untuk motif masih dalam pendalaman,” katanya
Ia memastikan bahwa pihaknya terus memproses kasus ini meski dari informasi yang diterimanya korban bersama orang tua saat ini sudah tidak di Garut lagi. Selain itu juga pihaknya akan mendatangkan psikolog untuk asesmen psikologi terhadap korban dan juga pelaku.
“Saat ini kami sedang melakukan pemintaan visum terhadap dokter. Untuk hasilnya kami masih menunggu,” pungkasnya.