Penjual manusia di Sukabumi kini incar anak-anak SD
Kata Elis, mereka yang menjadi korban perdagangan manusia ini seluruhnya perempuan berusia sekolah.
Forum Wanita (Forwa) Kabupaten Sukabumi menyebutkan saat ini anak-anak yang berusia sekolah dasar atau SD sudah menjadi incaran para pelaku kejahatan perdagangan manusia.
"Sudah cukup banyak kasus perdagangan manusia yang korbannya adalah anak berusia SD, khususnya mereka yang putus sekolah. Dengan kondisi seperti ini pelaku perdagangan manusia memanfaatkan peluang seperti memberikan iming-iming pekerjaan dengan penghasilan tinggi yang membuat keluarganya setuju," kata Ketua Forwa Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti kepada Antara, Jumat (13/6).
Menurut Elis, dalam kurun waktu enam bulan terakhir, lembaganya sudah menangani tujuh kasus perdagangan manusia dengan jumlah korban sebanyak delapan orang. Mereka yang menjadi korban perdagangan manusia ini seluruhnya perempuan berusia sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMA.
Bahkan, paling mencengangkan saat ini adalah para pelaku perdagangan manusia sudah mengincar anak-anak di bawah umur untuk dijadikan pembantu, buruh tanpa upah bahkan sudah banyak yang menjadi pekerja seks komersial.
Biasanya anak yang menjadi korban perdagangan manusia tersebut dijual ke kota-kota besar di dalam negeri seperti Jakarta, Batam dan lain-lain. Bahkan ada yang dikirim ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam untuk menjadi PSK.
"Masih banyaknya anak menjadi korban perdagangan manusia tersebut selain faktor ekonomi juga pendidikan minim, ditambah gaya hidup konsumtif, sehingga saat mereka diberi iming-iming impian palsu oleh pelaku perdagangan manusia langsung mau saja tanpa berpikir ulang, apalagi curiga," tambahnya.
Maka dari itu, Elis yang juga mantan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, gencar melakukan sosialisasi ke seluruh penjuru Kabupaten Sukabumi khususnya daerah rawan terjadi kasus perdagangan manusia.
Selain memberikan sosialisasi, pihaknya juga membantu memberikan kursus singkat. Jika si anak tersebut masih berusia SD maka berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk kembali memasukkan ke sekolah dan jangan sampai kembali putus sekolah.
"Kami juga mengimbau kepada seluruh keluarga agar selalu menjaga anak-anaknya agar tidak menjadi korban perdagangan manusia dan tidak mudah terbujuk rayuan dengan cara iming-iming diberikan pekerjaan dengan gaji tinggi," kata Elis.