Perangkat Desa Gunungwuled Purbalingga Beri Intensif ke 90 ODP Virus Corona
"Dari hasil tracing ada 90 orang yang pernah kontak langsung dan kami kategorikan orang dalam pemantauan (ODP). Mereka masuk ke dalam 30 KK,"
Pemerintah Desa Gunungwuled, Rembang memberi intensif masing-masing Rp50 ribu pada 30 KK terkategori orang dalam pemantauan (ODP) di salah satu dusun yang menjalani isolasi mandiri. Intensif tersebut diberikan selama 14 hari sebagai bantuan untuk meringankan beban memenuhi kebutuhan pangan.
Latar belakang isolasi dan pemberian intensif ini bermula dari kejadian tak terduga. Kisahnya, salah satu warga dusun yang baru pulang dari Jakarta jatuh sakit. Dia sempat dirawat di RSUD Goeteng Purbalingga. Kemudian dipulangkan karena kondisi kesehatannya membaik. Sejumlah warga pun membesuk ke kediaman perantau tersebut.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Selang beberapa hari, dari hasil laboratorium baru diketahui perantau tersebut terkonfirmasi positif covid-19. Kerisauan tertular covid-19 pun menjalar di antara warga.
Kepala Desa Gunungwuled, Nashirudin Latif mengambil dua keputusan dari hasil musyawarah desa. Dia melakukan karantina wilayah di dusun tersebut dengan memasang portal memutus akses masuk sekaligus keluar dusun. Selanjutnya, dia melakukan kontak tracing pada warga yang pernah berinteraksi dengan pasien positif covid-19 tersebut.
"Salah satu pertimbangan karantina karena letak dusun ini paling ujung. Dari hasil tracing ada 90 orang yang pernah kontak langsung dan kami kategorikan orang dalam pemantauan (ODP). Mereka masuk ke dalam 30 KK," kata Latif saat dikonfirmasi, Minggu (29/3).
Total warga di dusun tersebut sebanyak 805 jiwa dalam 245 KK. Latif pun memutuskan agar 30 KK yang pernah kontak langsung dengan pasien positif covid-19 melakukan isolasi mandiri. Tujuan utamanya, sebagai langkah antisipasi memutus mata rantai penularan covid-19.
"Mempertimbangkan kebutuhan pangan, sedang mereka tak bisa beraktivitas seperti sediakala maka kami memutuskan memberi bantuan," kata Latif.
Insentif tersebut diambil dari dana APBDes dana bencana. Dana yang dimiliki Desa Gunungwuled sebanyak Rp25 juta. Untuk intensif bagi 30 KK isolasi mandiri selama 14 hari dikeluarkan dana sebesar Rp21 juta.
"Isolasi ini sudah berjalan 3 hari sampai sekarang. Kami memulai sejak Kamis (26/3) kemarin," ujarnya.
Pemulihan Psikologi Warga
Dari kejadian tak terduga tersebut, Latif tak memungkiri warga mengalami kecemasan mental akibat virus Corona menyebar di desa. Dia menilai perlu pemulihan psikologis warga agar tak dihantui rasa was-was.
Saban pukul 07.00 WIB dan 16.00 WIB sore, pengeras suara di masjid dimanfaatkan untuk mengingatkan warga untuk membatasi interaksi, berdiam dalam rumah dan saling menjaga kesehatan masing-masing. Selain itu, untuk menurunkan kecemasan sosial dilakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan kampung tersebut.
"Disinfektan kami dapat dari sumbangan salah satu warga di Desa Kecepit. Ada sekitar 60 liter yang kami peroleh," kata Latif.
Latif menilai kejadian tak terduga di Desa Gunungwuled menunjukkan pandemi corona tak sekadar persoalan kesehatan tapi membawa dampak ikutan kecemasan sosial. Dia berharap penanganan pada wilayah terjangkit mesti mengedepankan keputusan-keputusan yang mengedepankan solidaritas kemanusian.
(mdk/ray)