Perbedaan Gaya Kepemimpinan Bamsoet dan Airlangga
Perbedaan Gaya Kepemimpinan Bamsoet dan Airlangga. Menurut Ujang, bila dilihat karakteristik kepemimpinannya, Airlangga menunjukkan karakter pemimpin yang eksklusif. Hal itu terlihat dari kepemimpinannya di Golkar beberapa tahun terakhir ini.
Direktur Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengungkap perbedaan karakter kepemimpinan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua MPR yang juga Wakorbid Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet). Ujang menilai karakter kedua tokoh tersebut berdasarkan kepemimpinan mereka, baik di Golkar maupun di saat memimpin lembaga negara.
"Indikator penilaian saya adalah ketika mereka menjadi elite di Golkar atau pejabat di lembaga negara," kata Ujang di Jakarta, Rabu (13/11).
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
Menurut Ujang, bila dilihat karakteristik kepemimpinannya, Airlangga menunjukkan karakter pemimpin yang eksklusif. Hal itu terlihat dari kepemimpinannya di Golkar beberapa tahun terakhir ini.
"Bisa dilihat bahwa Pak Airlangga itu pergaulannya terbatas, hanya di tingkat elite saja dan tidak mengakar," ujar dia.
Bamsoet Dinilai Terbuka
Sementara Bamsoet, menurut Ujang berbanding terbalik dengan Airlangga. Ia menilai, Bamsoet adalah seorang pemimpin yang inklusif atau terbuka.
"Bamsoet dalam situasi politik sangat dinamis, lebih adaptif ketimbang Airlangga. Bahkan pergaulan Bamsoet itu lebih mengakar," katanya.
Untuk diketahui, Partai Golkar akan melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) di Jakarta pada tanggal 4-6 Desember mendatang. Ujang berharap, pada Munas yang akan datang dapat melahirkan pemimpin yang lebih inklusif lagi, karena demokrasi Indonesia semakin berkembang dan maju.
"Tentunya dinamika politik ke depan akan semakin dinamis dan lebih terbuka lagi," katanya.
(mdk/eko)