Perjuangan anak penjual pisang setiap hari jalan 5 km ke sekolah
Setiap hari, Husni berangkat ke sekolah usai salat Subuh. Hal ini dilakukan biar tak terlambat masuk kelas.
Seorang siswa kelas X di SMA Negeri 8, Kota Bekasi, Husni Mubarok, harus berjalan kaki sejauh lima kilometer dari rumah menuju sekolahnya. Agar tepat waktu, dia harus berangkat mulai pukul 05.00 WIB atau selepas Subuh.
Husni merupakan siswa baru yang mendaftar melalui jalur afirmasi atau khusus siswa miskin pada Mei lalu. Dia nekat mendaftar karena keinginannya untuk bersekolah di sekolah atlet tersebut.
"Ibu saya sebelumnya menyarankan agar saya tidak usah sekolah, karena enggak ada biaya," kata Husni di kediamannya, Jalan Banteng, Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jumat (29/7).
Ibunya hanya merupakan penjual pisang keliling, dan tinggal di sebuah rumah kontrakan. Ayahnya pergi meninggalkan keluarga tanpa alasan yang jelas. Berbekal pernah menjadi juara pencak silat, Husni berharap bisa mendapatkan bantuan jika sekolah di SMA Negeri 8.
"Saya diterima, tapi ketika ada uang SAT (Sumbangan Awal Tahun), saya tidak jadi mendaftar ulang, karena enggak ada uang," katanya.
Rupanya pihak sekolah mencarinya. Alhasil dia dihubungi oleh sekolah memberitahukan bahwa semua biaya sekolah gratis, termasuk seragam, SAT, dan lainnya. Husni pun kembali ke sekolah.
Meski jaraknya cukup jauh, dia tetap berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Jarak rumahnya ke SMA Negeri 8 di Pekayon mencapai 5 kilometer lebih. Selama dua pekan ini dia harus berangkat mulai pukul 05.00 agar tidak telat masuk sekolah.
Rupanya kisah Husni terdengar sampai ke Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi. Orang nomor satu di Kota Bekasi itu merespons dengan memberikan bantuan sepeda agar jika sekolah tidak lagi berjalan kaki.
"Semoga dengan adanya bantuan sepeda, dia lebih bersemangat sekolah," kata dia.
Menurut dia, keadaan ekonomi tidak boleh menjadi kendala karena pemerintah Kota Bekasi sudah mengalokasikan dana pendidikan lebih dari 28 persen dari APBD. Ia cukup tertegun, ketika mendengarkan cita-cita Husni yang ingin menjadi insinyur.
"Semoga bisa jadi Habibie-nya Kota Bekasi," kata dia.