Pernyataan 'Keras' Hendropriyono soal Aksi 22 Mei Sikapi Pemilu 2019
"Kudeta sipil pun enggak pernah ada sejarahnya berhasil kecuali didukung TNI Polri. Selama tidak didukung, maka tidak mungkin (terjadi), jauh panggang dari api," jelas Hendropriyono.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono meminta agar masyarakat tak terpengaruh dengan seruan-seruan people power. Kabar akan ada pengerahan massa pada 22 Mei 2019 santer terdengar. Massa kabarnya akan melakukan aksi di Kantor KPU dan Bawaslu soal hasil Pemilu 2019.
Pada 22 Mei nanti, KPU akan mengumumkan hasil rekapitulasi suara nasional Pemilu 2019. Mereka kabarnya akan menolak hasil Pemilu 2019.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan Anang Hermansyah dan Krisdayanti akan bertarung di Pemilu? Krisdayanti diketahui akan kembali bertarung untuk merebut kursi parlemen dalam Pemilu 2024 melalui Dapil Jawa Timur V. Sementara itu, Anang Hermansyah akan berjuang untuk mendapatkan suara di Dapil V Kabupaten Bogor.
-
Apa yang diperingati pada tanggal 23 Juli? Untuk meningkatkan kesadaran, dibentuk peringatan khusus, yaitu Hari Sjogren Sedunia setiap tanggal 23 Juli.
-
Kapan Pemilu di Indonesia diselenggarakan? Pemilihan umum alias Pemilu digelar lima tahun sekali di Indonesia.
-
Kapan Pemilu di Indonesia diadakan? Pemilu sebentar lagi akan diselenggarakan. Pemilu akan diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
Hendropriyono yakin gerakan besar pada 22 Mei nanti tidak akan terjadi. Berikut beberapa poin pernyataan lengkap Hendropriyono soal gerakan pada 22 Mei soal tuntutan penolakan hasil Pemilu 2019:
Hendropriyono Soal Sejarah Kudeta Sipil
Pada tanggal 22 Mei beredar kabar akan terjadi kudeta terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Mendengar isu itu, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono mengatakan pemerintahan yang sah tidak akan bisa digulingkan dengan tindakan inkonstitusional.
Dia meyakini selama TNI-Polri tak mendukung, maka gerakan people power tak akan terjadi.
"Kudeta sipil pun enggak pernah ada sejarahnya berhasil kecuali didukung TNI Polri. Selama tidak didukung, maka tidak mungkin (terjadi), jauh panggang dari api," jelasnya.
Minta Provokator Aksi 22 Mei Wajib Ditangkap
Kabar akan ada gerakan massa pada 22 Mei 2019 terus ramai diperbincangkan. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) era awal Presiden Megawati Soekarnoputri, AM Hendropriyono, mengatakan pemerintah sudah mengidentifikasi orang-orang yang berpotensi menjadi provokator.
Menurutnya, provokator meskipun cuma berteriak juga bisa terjerat hukum. Sebab, provokator dinilai meresahkan dan harus diamankan.
"Karena itu untuk orang-orang kayak provokator, menghasut-hasut massa, yang mati kan rakyat, dia kan belum tentu mati. Kan cuma menghasut-hasut kemudian kabur. Untuk itu kalau tertangkap harus diasingkan. Karena high risk prisoner itu terus diisolasi. Tidak bisa bawa handphone, tidak bisa ketemu orang, tidak bisa," kata Hendropriyono.
Hendro Minta Elite Tak Panas-Panasi Suasana
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono mengaku mengetahui massa yang akan turun ke jalan pada 22 Mei 2019. Hendro menyebut ada barisan sakit hati dari bekas pejabat dan menteri yang dicopot.
Dia meminta mereka berhenti memanas-manasi suasana. "Sudahlah masak sampai segitunya, gantian sama yang muda," kata Hendro.
Siap Pinjamkan Anjing Terlatih
Akhir pekan lalu, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono mempertontonkan puluhan anjing-anjing terlatih di kediamannya, kawasan Jakarta Pusat. Anjing-anjing itu tidak hanya piawai mengadang pencuri tapi juga bisa menghalau para demonstran.
Oleh karena itu, Hendro siap pinjamkan pasukan anjing itu untuk kebutuhan mendesak dan ketika situasi tak terkendali.
"Sejak lama sudah kita latih anjing-anjing yang punya IQ tinggi dan cerdas, dan sekarang pas waktunya untuk dipekerjakan. Dan anjing-anjing ini juga, kita pinjamkan untuk digunakan di tempat-tempat yang rawan," ucap Hendropriyono.
(mdk/has)