Persediaan obat kosong, pegawai Puskesmas ngadu ke DPRK Aceh Utara
Persediaan obat yang sedang kosong yaitu obat bius dan Paracetamol.
Ratusan pegawai Puskesmas mendatangi kantor DPRK Aceh Utara untuk mengadukan tentang kekosongan obat di setiap Puskesmas.
Pegawai Puskesmas T Zulfikar menyatakan kekosongan obat tersebut telah terjadi sejak tahun 2014 hingga sekarang. Akibatnya banyak warga yang mengeluh karena tidak adanya obat, bahkan lebih banyak pasien yang dirujuk ke rumah sakit.
Dia mengatakan, dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pihaknya menjadi terbatas karena tidak tersedianya obat.
"Coba bayangkan kalau ada pasien yang berobat, kami tidak bisa memberikan pelayanan yang maksimal, karena tidak ada ketersediaan obat, sehingga banyak pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit," ujar Zulfikar di Lhokseumawe, Selasa (28/7).
Dia menambahkan, pihaknya juga sering mendapatkan kecaman dari masyarakat karena tidak memberikan pelayaan kesehatan dengan maksimal. Hal tersebut terjadi hampir di seluruh Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara.
Persediaan obat yang sedang kosong yaitu obat bius dan Paracetamol. Apabila ada orang yang kecelakaan maka sedikit kewalahan saat memberikan pertolongan, akibat tidak ada obat bius.
"Masyarakat tidak pernah tahu dimana letak persoalannya, kalau stock obat kosong maka pasti kami yang akan dihujat," tutur Zulfikar seperti dilansir Antara.
Kasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Yuli Nurhayati mengatakan, dalam melakukan pengadaan obat-obatan pihaknya langsung membeli pada pabrik obat, sehingga terjadi keterlambatan ketersediaan obat.
"Pabrik obat tersebut bukan hanya melayani wilayah Aceh saja, bahkan melayani 33 provinsi di seluruh Indonesia," ujar Yuli Nurhayati.
Yuli menambahkan, untuk tahun 2015 tender untuk pengadaan obat-obatan sudah dilakukan dan sedang dilakukan verifikasi obat-obatan sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan data-data yang dihimpun dari setiap Puskesmas.