Pertandingan Futsal Berujung Ricuh dan Tewaskan Satu Orang, Ini Duduk Berperkaranya
Kasus ini sedang didalami pihak kepolisian. Sekaligus memastikan siapa pihak-pihak yang melakukan pengeroyokan.
Satu orang tewas dan satu lainnya luka-luka gara-gara pertandingan futsal.
Pertandingan Futsal Berujung Ricuh dan Tewaskan Satu Orang, Ini Duduk Berperkaranya
Pertandingan futsal dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 2023 di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) berakhir ricuh. Peristiwa ini terjadi di Desa Hane, Kecamatan Batu Putih. Keributan dilakukan oleh dua kelompok warga Desa Hane, yang mengakibatkan korban atas nama Marjon Mengga meninggal dunia di RSUD Soe.
- Amankan Piala Dunia U-17, Polri Kerahkan 13.251 Personel
- Deretan Potret Seru Rafathar saat Berolahraga, Terbaru Cetak Gol Tendangan Bebas saat Futsal
- Buntut Minta Ongkos Tangkap Pelaku ke Korban Pemerkosaan, Kanit PPA Polres Tebo Dinyatakan Bersalah
- Atlet Berprestasi di Riau Dikeroyok, Diduga Pelakunya Libatkan Pelatih dan Polisi
"Benar, kasusnya sedang ditangani pihak kepolisian."
Kapolsek Amanuban Barat, Iptu Jenedi Lian, Jumat (4/8).
@merdeka.com
"Kami sudah ke lokasi kejadian melakukan olah tempat kejadian perkara, mencari barang bukti dan meminta keterangan dari sejumlah pihak sebagai saksi yang melihat dan mengetahui peristiwa ini," tutup Jenedi Lian.
Kronologi Kejadian
Pertandingan futsal itu berlangsung pada Senin (31/7) malam lalu di lapangan futsal Desa Hane. Saat itu ada perkelahian antara dua orang yakni, Arto Talan dan Dianto Aprianto Benu. Penyebabnya hanya karena pertandingan futsal. Namun keributan ini langsung dihentikan oleh masyarakat setempat. Pada Rabu 2 Agustus 2023 sekitar pukul 01.00 Wita, Dianto A. Benu yang merupakan anggota salah satu perguruan silat mengajak teman-temannya ke kantor Desa Hane.
Mereka membawa senjata tajam dan meminta agar kejadian perkelahian sebelumnya cepat diselesaikan dengan damai. Kepala desa Hane pun menyangupi untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut. Selanjutnya pada Rabu (2/8) pagi pukul 08.00 Wita, kepala desa Hane mengeluarkan surat undangan klarifikasi penyelesaian masalah untuk kedua belah pihak. Namun hingga pukul 15.00 Wita, pihak Dianto A. Benu tidak menghadiri pertemuan tersebut.
Pertemuan hanya dihadiri pihak Arto Talan dan rekan-rekannya sehingga kegiatan klarifikasi penyelesaian masalah ditunda.
Pada Rabu malam pukul 19.00 Wita, Dianto A. Benu bersama rekannya bernama Majon Menga dari perguruan silat yang sama, mendatangi rumah Hanok Talan (orang tua dari Arto Talan).
Saat tiba di depan rumah Arto Talan, keduanya langsung menendang pintu rumah sambil memanggil Arto Talan. Namun di dalam rumah tersebut hanya ada kakak perempuannya bernama Eci Banamtuan yang sedang menjaga anaknya yang sedang sakit. Karena kaget dan takut, Eci Banamtuan berteriak minta tolong sehingga massa yang sedang menonton pertandingan futsal tidak jauh dari rumah Arto Talan pun datang.
Massa langsung mengeroyok Dianto A. Benu dan Marjon Mengga, sehingga membuat keduanya terluka. Satu jam kemudian, Anggota Bhabinkamtibmas Kecamatan Batu Putih ke lokasi kejadian.
Kedua korban langsung dibawa ke RSUD Soe guna mendapatkan perawatan medis.