Pesan Mensos Soal BTS ke Warga: Jangan Dibelikan Rokok, Itu Untuk Keluarga
Kementerian Sosial (Kemensos) mulai fokus mendistribusikan bantuan sosial tunai (BTS) di luar wilayah Jabodetabek dengan target 1,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Kementerian Sosial (Kemensos) mulai fokus mendistribusikan bantuan sosial tunai (BTS) di luar wilayah Jabodetabek dengan target 1,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Semua itu akan diakselerasi dalam satu pekan ke depan.
Menteri Sosial (Mensos), Juliari P Batubara menjelaskan, bantuan tunai tersebut sebesar Rp600 ribu dengan sasaran KPM yang terdampak Covid-19. Nominal itu harus cukup untuk dibelikan kebutuhan primer.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
"Jangan dibelikan rokok, itu untuk keluarga. Beli yang penting-penting," kata Juliari ketika meninjau langsung penyaluran BST di Kantor Pos Cimahi, Jalan Gatot Subroto, Minggu (10/5).
Berdasarkan data Kemensos, jumlah penerima BST di Provinsi Jabar sebanyak 321.016 keluarga penerima manfaat dengan rincian penyaluran melalui PT Pos Indonesia sebanyak 285.552 KPM, Bank BNI sebanyak 5.953 KPM, BRI sebanyak 18.296, Bank BTN sebanyak 826 dan melalui Bank Mandiri 10.389 KPM.
Masyarakat yang tidak terbantu melalui program ini, akan dibantu oleh program bantuan lain yang bersumber dari bantuan Pemprov maupun pemerintah daerah. Maka dari itu, ia meminta intervensi dari pemerintah daerah bagi warga terdampak Covid-19 yang belum dapat bantuan dari pemerintah pusat.
Alasannya, ia mengakui bahwa bantuan Rp600 ribu secara keseluruhan tidak akan mencukupi kebutuhan masyarakat. Di samping itu, akurasi data masyarakat yang berhak menerima bantuan harus terus diperbaiki agar tidak terjadi polemik di antara masyarakat.
Dengan adanya perbaharuan data dari pemerintah daerah, maka diharapkan target 9 juta KPM penerima BST dapat tersalurkan untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
"Agar ke depannya data ini bisa di-update untuk masuk ke DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Kalau tidak masuk, nanti akan sulit untuk mendapat bantuan," pungkasnya.
Baca juga:
Minta Polemik Bansos DKI Dihentikan, Nasdem Sebut 'Malu Sama Rakyat'
Bawaslu Temukan 3.900 Karung Beras Bansos Covid-19 Bergambar Bupati Jember
Mahfud MD Ungkap Pemicu Polemik Bansos DKI: Data Penerima Tak Pernah Diserahkan
Anies di Tengah Polemik Bansos, Data Kedaluwarsa Hingga Kehabisan Anggaran
Penyaluran Bansos Sembako Presiden Tahap Pertama di Tangsel
650 Pengemudi Gaspol Jek Diberdayakan Sebar 1 Juta Paket Bansos ke Masyarakat