Pesawat Hercules sampai terbang rendah cek serpihan AirAsia
Awak pesawat maupun jurnalis yang ikut penerbangan digetarkan dengan penemuan objek benda.
Enam jam mengudara pencarian pesawat AirAsia QZ-8501, pesawat Hercules A-1319 milik TNI Angkatan Udara (AU) mendeteksi objek benda menyerupai pelampung di perairan Selatan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12).
Tim Search and Rescue (SAR) akhirnya menemukan titik terang dalam tiga hari pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang. Tiga jenis serpihan yang diduga bagian dari pesawat tersebut berada di sekitar perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.
Seperti yang dilaporkan wartawan merdeka.com dari Pangkalanbun, Selasa (30/12), kru pesawat maupun awak media yang ikut penerbangan digetarkan dengan penemuan objek benda itu sekitar pukul 10.30 WIB.
Serpihan tersebut berada di sekitar 190 km Pangkalanbun, atau 10 km dari titik hilangnya pesawat.
Pantauan dari dalam pesawat, nampak seperti pelampung dari atas ketinggian 5.000 kaki di atas permukaan laut itu. Benda yang diduga pelampung itu nampak berwarna oranye, juga yang terlihat warna merah.
Tak selang lama, Pilot Mayor Penerbang Akal Juang sempat memutar balik arah pesawat tepat di bawah letak beberapa benda yang mengapung itu. Setelah berhasil memutar balik pesawat, tiga anggota TNI AU membuka ramp door pesawat agar para petugas dan wartawan dapat melihat secara seksama.
Pesawat Hercules ini berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta sekitar pukul 06.15 WIB pagi tadi. Dengan misi pencarian hari ke tiga pesawat AirAsia yang telah hilang.
Pihak TNI AU memperluas lokasi pencarian mulai dari perairan Selatan Tanjung Pandan, Bangka Belitung, dan Selatan Kalimantan, Pangkalanbun, hingga di daratan wilayah tersebut.
Pesawat Hercules C130 ini mempunyai kemampuan 10 jam terbang. Selain itu, TNI AU juga mengerahkan pesawat CN 295 yang mampu terbang selama 8 jam.
"Kami tidak memastikan kalau itu merupakan bagian dari pesawat AirAsia yang hilang, tapi penemuan semua benda ini patut dicurigai dan perlu ditindak lanjuti," kata panglima Komando Operasional TNI AU I Marsekal Muda A. Dwi Putranto dalam jumpa pers kepada wartawan di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan, Selasa (30/12).
Dia menyebutkan, hingga sat ini Tim Basarnas memberangkatkan helikopter Superpuma ke lokasi penemuan.
"Tim sedang menuju ke lokasi Basarnas dan tim AU menggunakan helikopter Puma. Dari pesawat keliatannya tidak terlalu dalam. 15-20 Km titik sinyal hilang. Kami membawa Paskhas, jadi kalau ada yang masih selamat kami akan angkat pakai paskas."
Tim langsung menandai lokasi tersebut, dan menerjunkan tiga helikopter menuju lokasi penemuan serpihan. Dari atas Hercules C-130, serpihan itu berupa pintu darurat, pelampung dan benda-benda kecil lainnya.
Baca juga:
Orangtua pramugari AirAsia mengaku pasrah dan ikhlas
INFOGRAFIS: Data dan fakta AirAsia QZ8501
AirAsia jatuh, sudah 6 Jenazah ditemukan di Pangkalanbun
Kronologi penemuan serpihan pesawat AirAsia di Pangkalanbun
Basarnas kerahkan seluruh tim evakuasi AirAsia ke Pangkalanbun
Pangkalanbun jadi pusat evakuasi pesawat AirAsia QZ 8501
Nelayan dengar ledakan dan lihat kepulan asap di Pangkalanbun
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kenapa kontrak kerja Qorry di Air Asia tidak diperpanjang? Pertemuan Zoom itu diadakan jam satu siang. Pertemuan itu berlangsung 30 menit. Di situ chief atau atasan Qorry meminta maaf karena situasi penerbangan tidak memungkinkan, sehingga kontrak Qorry tidak diperpanjang.