Petugas Gabungan Ungkap Kendala Buru Pelaku Penyerangan Posramil di Maybrat
Hendra menegaskan, pihaknya bakal terus mengejar dan memburu para terduga pelaku lainnya sampai kemana pun pergi dan berada.
Petugas gabungan TNI-Polri masih terus melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku penyerangan pos komando rayon militer (Posramil) persiapan Kisor, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat. Penyerangan yang mengakibatkan gugurnya empat prajurit ini diduga dilakukan Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari, Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron mengatakan, ada kendala dalam melakukan perburuan terhadap para terduga pelaku lainnya. Saat ini, sudah dua orang ditangkap berkat operasi yang dilakukan personel Korem 181/PVT Sorong.
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Kenapa TPS di Distrik Naikere rawan diserang KKB? Selain itu, kawasan Distrik Naikere rawan karena menjadi daerah perlintasan kelompok kriminal bersenjata (KKB)," tutur dia seperti dilansir Antara.
-
Apa yang dilakukan prajurit TNI kepada anggota KKB? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Di mana penganiayaan terhadap anggota KKB terjadi? Di Puncak Jaya, khususnya di daerah Ilaga, Gome, dimana TKP itu terjadi (penyiksaan). Kita akan usut tuntas masalah ini. Apapun yang terjadi disana akan menjadi bahan untuk proses hukum nanti,” kata Izak saat jumpa pers di Jakarta, Senin (25/4).
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
"Jadi kendalanya sih medan sudah pasti ya, kan kita juga itu perlu hati-hati, profesional, tidak mau salah lirik, mereka ini kan licik," kata Hendra saat dihubungi merdeka.com, Kamis (9/9).
Selain medan yang sulit dalam memburu terduga pelaku lainnya, mereka juga disebutnya menggunakan masyarakat sebagai tamengnya.
"Masyarakat diancam untuk mereka ikut ke hutan meninggalkan kampung ikut ke hutan gitu, kalau tidak ikut dibunuh mereka. Makanya itu jadi tameng mereka itu loh," sebutnya.
Meski begitu, mereka sudah mengantongi nama-nama sejumlah terduga pelaku yang diduga terlibat dalam insiden tersebut. Nama yang sudah dikantonginya itu berdasarkan hasil penyelidikan polisi kepada mereka yang sudah diamankan.
Hendra menegaskan, pihaknya bakal terus mengejar dan memburu para terduga pelaku lainnya sampai kemana pun pergi dan berada.
"(Perburuan terhadap KNPB) Terus dilakukan sampai ke ujung dunia. (Petugas) Kalau TNI satu kompi, kalau Polri 50 an orang dari Brimob," tegasnya.
Selain itu, ia mengimbau kepada masyarakat untk dapat kembali ke rumahnya masing-masing, salah satunya dengan melakukan penempelan sticker. Karena, mereka sudah membangun sejumlah pos untuk menjamin keamanan warga.
"Jadi masyarakat lain kita sudah imbau enggak usah takut, karena pos gabungan TNI-Polri sudah ada di kampung-kampung untuk menjamin keamanan masyarakat gitu," tutupnya.
Baca juga:
Kapendam Kasuari: Pelaku Penyerangan Anggota TNI di Maybrat KNPB Bukan KST
TNI Beberkan Sepak Terjang Kelompok Manfet Fatem: Menghasut dan Mengancam Warga Papua
Pangdam Cenderawasih: 5 Senpi Milik 2 Anggota KST Berasal dari Papua Nugini
Pangdam Cenderawasih: 5 Senpi KSB Buatan Amerika Serikat Berasal dari Papua Nugini
Usai Penyerangan Posramil, Warga Maybrat Mengungsi karena Diancam Dibunuh KKB