Pieter Lennon, legenda pengamen Kaliurang penebar kebahagiaan
Awalnya Pieter mengamen sebagai sampingan saat kuliah. Namun malah berlanjut sampai sekarang.
Sekilas dari kejauhan gayanya memang mirip musikus legendaris, John Lennon. Mulai dari potongan rambut, kacamata bulat, celana panjang model lawas, gitar, dan harmonika. Apalagi ketika tembang-tembang The Beatles mulai dilantunkan olehnya.
Pieter nama lelaki itu. Karena gayanya yang kerap meniru dandanan John Lennon, dia dijuluki Pieter Lennon. Sebagai pengamen, sosoknya sudah tenar di sepanjang Jalan Kaliurang, Yogyakarta. Bahkan banyak orang sengaja menunggu kedatangannya, yang biasanya mampir dari warung kopi di sepanjang jalur itu.
"Orang-orang yang kasih panggilan Lennon itu. Saya tadinya malah enggak paham, saya cuma suka saja dengan lagu-lagunya Beatles dan John Lennon," kata Pieter saat ditemui merdeka.com di rumahnya, Jumat (4/3).
Pieter pertama kali menekuni profesinya sebagai pengamen pada 1984. Saat itu dia masih duduk di bangku kuliah. Tanpa sepengetahuan orangtua, Pieter mengamen antarkota.
"Mulanya karena sadar orangtua saya bukan orang kaya, jadi kuliah sambil cari uang. Sayangnya, kuliah saya tidak selesai. Jadi lanjut menekuni menjadi pengamen," ujar Pieter.
Dengan penampilan mirip dengan John Lenon, membuat banyak orang kagum dengan kakek berusia 60 tahun ini. Tak jarang dia diajak foto bareng, dan diminta melantunkan lagu-lagu The Beatles.
"Saya beda dengan pengamen lain. Saya tidak sekedar mengamen saja, tapi juga bermaksud menghibur. Prinsip saya, kalau saya nyanyi kalau bisa orang jadi senang dan bahagia mendengar lagu Beatles yang saya nyanyikan," ucap Pieter.
Pieter mengaku selalu total saat tampil. Pantang baginya tidak menyelesaikan lagu. Jika sudah selesai lagu, barulah dia mau menerima uang dari orang.
"Tidak memberi enggak apa-apa, memberi berapa pun saya terima. Karena ini pekerjaan saya, resikonya pun ada. Bagi saya membuat orang jadi bahagia lebih bermakna, karena soal rezeki Tuhan yang memberi," imbuh Pieter.