Pilkada serentak di Jatim, ada 3 calon kuat di Sumenep
Sementara kekuatan partai politik di Sumenep masih relatif seimbang.
Di tahun ini, 2015 atau tepatnya pada Desember mendatang, Jawa Timur akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di 16 daerah. Beberapa lembaga survei kembali menggelar polling elektabilitas pasangan calon kepala daerah. Salah satunya Lembaga Survei Proximity menggelar survei di Sumenep, Madura.
Dalam survei yang dilakukan Proximity yang digelar pada minggu keempat bulan November sampai minggu pertama di bulan Desember 2014 dengan sampel 1.000 responden di 27 kecamatan yang ada di Kabupaten Sumenep, ada tiga nama menempati peringkat tiga besar berdasarkan elektabilitasnya.
Tiga nama yang diperkirakan akan running di Pilkada Sumenep itu adalah MH Said Abdullah (anggota DPR RI dari PDIP), Zainal Abidin (mantan Kepala Bappeprov Jatim) dan Busyro Karim (calon incumbent). Hasil survei ini, memiliki margin error sekitar 3,1 persen dengan confident interval 95 persen.
Survei elektabilitas versi Proximity itu memaparkan, MH Said Abdullah meraik 22,5 persen, Zainal Abidin (15,8 persen), Busyro Karim (11,8 persen), HM Sahnan (8,7 persen), Dewi Khalifah (7 persen), Ilyasi Siradj (5,8 persen), Wabup Sumenep, Sungkono (5,2 persen), Unais Ali Hisyam (2,3 persen), Azasi Hasan (1,7 persen) dan 19,2 persen belum menentukan pilihan.
Dirut Proximity Whima Edy Nugoroho mengatakan, melihat hasil survei elektabilitas ini, berdasarkan hasil survei pihaknya, figur baru lebih diharapkan dibandingkan incumbent.
"Karena masyarakat di Sumenep lebih menginginkan perubahan. Figur yang merakyat, bersih dan dermawan menjadi pilihan utama, dan itu yang menjadikan Said Abdullah dan Zainal Abidin diterima masyarakat," terang Whima di Surabaya, Selasa (3/2).
Sementara kekuatan partai politik, kata Whima, di Sumenep masih relatif seimbang. "Di DPRD setempat, ada empat parpol yang sama-sama mendapatkan tujuh kursi, yaitu PKB, PPP, PAN dan Demokrat. Selanjutnya, PDIP 6 kursi," katanya.
Sedangkan, untuk kultur pemilih di Sumenep mayoritas tetap dikuasai warga Nahdlatul Ulama (NU). "Tapi, pemilij di Sumenep relatif cair dan lebih berpegang pada figur sang calon. Poros pesantren tetap penting, tapi tidak mengalahkan kekuatan figur. (Pesantren) hanya pelengkap, juga sebagai vote getter bagi figur-figur baru yang diterima oleh masyarakat," katanya.
Terpisah, menyikapi hasil survei Proximity ini, Zainal Abidin yang namanya masuk tiga besar elektabilitas calon pemimpin di Sumenep, saat dihubungi wartawan di Surabaya mengaku kaget dengan hasil survei tersebut.
"Awalnya saya memang didorong oleh teman-teman untuk maju di (Pilkada) Sumenep. Ketika itu saya berusaha agar elektabilitas minimal terpaut 10 persen dari incumbent. Saya juga harus berpikir realistis untuk bisa menyalip calon incumbent," tuturnya.
Diakuinya, saat ini dia sudah berkeliling dan silaturrahim dengan ulama dan masyarakat di 24 kecamatan di Sumenep. Tiga kecamatan seperti Kecamatan Kepulauan Sapeken, Masalembu dan Kangean yang belum disambanginya.
"Awal ingin maju, saya tidak punya partai. Setelah melakukan komunikasi politik, saya didukung Demokrat dan PAN. Saya juga berusaha mendekati PDIP, Gerindra dan Parpol lainnya, untuk bisa ikut mendukung saya," sambungnya berharap.
Baca juga:
Jokowi sudah teken UU Pilkada dan UU Pemda
JK minta KPU sudah gunakan teknologi informasi saat pilkada
Dijanjikan Rp 30 M, KPU Kabupaten Malang defisit anggaran Rp 4 M
Polri sebut laporan saksi palsu sengketa pilkada Pekanbaru dicabut
DPR minta penjelasan MK soal Pilkada disebut bukan rezim pemilu
Nyalon Bupati Serang, adik Atut berniat borong semua Partai
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
-
Pilkada itu apa sih? Pilkada artinya Pemilihan Kepala Daerah, Berikut Tahapannya Pilkada artinya proses pemilihan umum di Indonesia yang dilakukan untuk memilih kepala daerah.