Pimpinan Panti yang Aniaya Anak Asuh di Palembang Positif Idap HIV
Untuk mencegah penularan, seluruh anak asuh di panti asuhan itu juga akan dilakukan pemeriksaan yang dibagi di Klinik Polrestabes Palembang dan RS Bhayangkara Mohammad Hasan Palembang.
Pimpinan Panti Asuhan Fisabilllah Al Amin Palembang, HD, ternyata mengidap HIV. Hal ini berdasarkan pemeriksaan kesehatan di RS Bhayangkara Mohammad Hasan Palembang.
Kabid Humas Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Supriadi mengungkapkan, pemeriksaan atas permintaan penyidik Satreskrim Polrestabes Palembang untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Tim medis kaget karena menemukan fakta mengejutkan.
-
Apa yang viral di Ponorogo? Viral Trotoar di Ponorogo Ini Ternyata Nisan Makam Tokoh Penting Belanda, Ini Sosoknya Kematiannya pun sempat jadi bahan pemberitaan di masanya. Namun sayang jirat makamnya justru jadi trotoar di Ponorogo Jalan Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mendadak viral.
-
Di mana Terasering Panyaweuyan yang viral karena kekeringan ini berada? Momen wisata bukit Terasering Panyaweuyan di Majalengka yang alami kering kerontang, dibagikan warganet di media sosial baru-baru ini.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
"Didapatkan dari hasil pemeriksaan, pelaku positif mengidap HIV," ungkap Supriadi, Senin (27/2).
Untuk mencegah penularan, seluruh anak asuh di panti asuhan itu juga akan dilakukan pemeriksaan yang dibagi di Klinik Polrestabes Palembang dan RS Bhayangkara Mohammad Hasan Palembang. Turut mengundang juga Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, pemerintah setempat, Bapas, psikolog, dan keluarga untuk penanganan para anak asuh ke depan.
"Kita koordinasi dengan Dinkes dan Dinsos terkait kondisi penyakit yang diidap pelaku yang bisa saja berdampak kepada anak asuhnya," kata dia.
Terkait kasus dugaan kekerasan dan eksploitasi, penyidik telah melakukan olah TKP dan pendalaman dengan memeriksa banyak saksi. Hanya saja, Supriadi belum memberikan informasi terkini karena penyidikan masih berjalan.
"Kasus ini menjadi perhatian khusus seperti instruksi pimpinan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, HD ditangkap polisi karena melakukan penganiayaan terhadap anak asuhnya sendiri. Pelaku pernah mengalami gangguan kejiwaan dan tempramental.
Aksi brutal pelaku direkam anak asuhnya dan videonya menyebar luas di media sosial. Polisi akhirnya meringkus pelaku di panti asuhannya di Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sabtu (25/2) malam.
Dari akun Instagram @plg.live, pelaku memarahi, mengumpat, dan menjewer anak asuhnya yang masih di bawah umur. Pelaku juga menampar anak asuhnya yang lain di tempat berbeda.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengungkapkan, pelaku saat ini masih menjalani pemeriksaan untuk mengetahui motif penganiayaan dan jumlah korban. Sejumlah saksi juga akan dimintai keterangan sebelum menaikkan status menjadi penyidikan dan penetapan tersangka.
"Tadi malam ditangkap di panti asuhan yang dipimpinnya, sekarang masih diperiksa," ungkap Ngajib, Minggu (26/2).
Istri pelaku, RN, menuturkan, suaminya baru sembuh dari gangguan kejiwaan yang diidapnya selama empat tahun. Dia menjalani perawatan dan dinyatakan sembuh sehingga diizinkan pulang.
"Baru satu tahun ini sembuh dan pulang dari rumah sakit, tapi dia masih suka tempramental, belum hilang. Dia kadang tidak sadar apa yang dilakukannya, pas sadar minta maaf," kata dia.
Dia mengakui, penganiayaan itu benar terjadi pada 2 Februari 2023. Namun, kasusnya telah diselesaikan secara kekeluargaan.
"Perekamnya anak asuh yang lain, memang ada kejadian itu, tapi sudah damai," pungkasnya.
(mdk/eko)