Pintu air dan Kali Cisadane diabaikan, kepala daerah Tangerang kesal
Mereka berang karena rencana perbaikan pintu air dan Sungai Cisadane tak pernah terlaksana.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, nampaknya sudah gerah dengan rencana pemerintah pusat buat menormalisasi Sungai Cisadane, dan perbaikan pintu air 10 tak kunjung terlaksana. Mereka menuntut pemerintah pusat segera turun tangan.
Sebab, dengan kondisi kekeringan dan jebolnya pintu air 10 telah membuat debit air berkurang, sehingga masyarakat terancam kekurangan air bersih.
"Kita sudah berkali-kali bertemu di pintu air 10, sudah ganti menteri ganti presiden, tetap saja Cisadane belum diapa-apain. Ketika masyarakat butuh pemerintah, ke mana pemerintahnya?" kata Zaki saat meninjau Bendungan Pintu Air 10 bersama Arief, Senin (29/7).
Menurut Zaki, jebolnya pintu air 10 telah berdampak pada saluran irigasi di Kabupaten Tangerang. Selain itu juga mengancam distribusi air bersih melalui PDAM Tirta Kerta Raharta ke-17 kecamatan. "Saluran irigasi sudah kering," ujar Zaki.
Zaki berharap pemerintah pusat tidak hanya sekedar umbar wacana, tapi harus dilaksanakan. Karena desain normalisasi Sungai Cisadane sudah tersedia dan tinggal pengerjaan. Dia juga meminta pintu air 10 juga harus diubah total karena sudah memasuki usia hampir 100 tahun.
"Jadi kalau tidak segera melakukan normalisasi, percuma bicara penanganan banjir, air bersih atau ketahanan pangan, kondisinya sudah tidak memungkinkan," ucap Zaki.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, pemerintah pusat sementara melakukan penanganan dengan karung pasir guna menutup lubang pintu air yang jebol. Jika tidak bisa diperbaiki juga, rencananya akan membuat pemancang bagian depannya. "Tapi masalahnya alat berat makan waktu, sedangkan debit air terus menurun," ucap Arief.
Sebelumnya, akibat berkurangnya debit air, PDAM berhenti produksi sejak pukul 13.00 WIB pukul 21.00 WIB, pada Selasa (28/7) kemarin. Meski sudah dibantu tiga pompa banjir dari Balai Besar hingga air masuk ke saluran PDAM mencapai 270 liter per detik, tetapi masih kurang 150 liter per detik.
"Ini mengancam distribusi air ke masyarakat, termasuk Bandara Internasional Soekarno Hatta," kata Arief.
Menurut Arief, selama ini pemerintah pusat melalui Dirjen Sumberdaya Air dan Balai Besar Ciliwung-Cisadane hanya melakukan pemeliharaan terhadap Pintu Air 10. Padahal yang dibutuhkan adalah rehabilitasi total.
"Selama ini cuma perbaiki yang rusak, tapi tidak diganti. Sekarang sudah 8 pintu yang rusak, dan 1 yang jebol. Ini memang harus segera diganti semua," tambah Arief.