Pipa PDAM Bogor di proyek Tol Bocimi jebol, pasokan air terganggu
Pipa PDAM Bogor di proyek Tol Bocimi jebol, pasokan air terganggu. Jaringan pipa induk PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang tertanam di Kampung Tengek, Desa Cimande Hilir, Caringin, Bogor jebol tergerus backhoe di proyek Tol Bocimi. Akibatnya 14 ribu pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mengalami krisis air bersih.
Diduga menghambat proses cut and field (perataan tanah) proyek pembangunan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), jaringan pipa induk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor yang tertanam di Kampung Tengek, Desa Cimande Hilir, Caringin, Bogor jebol tergerus backhoe PT Waskita-Wika. Apalagi, proyek Tol Bocimi ini sedang dikejar target akhir tahun ini selesai.
Akibatnya 14 ribu pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mengalami krisis air bersih karena pasokan dari reservoir Rancamaya tak bisa menyuplai selama beberapa hari ke depan hingga proses perbaikan selesai.
Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Deni Surya Senjaya saat dikonfirmasi membenarkan pipa milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dipimpinnya rusak karena terlindas dan tergerus alat berat proyek tol Bocimi seksi I (Bogor-Ciawi-Cigombong).
"Iya akibat kerusakan pipa hingga mengalami kebocoran pipa ini, berimbas pada jaringan distribusi air di zona 1 dengan jumlah sebanyak 14 ribu pelanggan," jelas Deni saat dikonfirmasi, Jumat (06/01).
Meski demikian pihaknya enggan berkomentar banyak terkait adanya dugaan kesengajaan pipa tersebut dirusak alat berat PT Waskita Karya, yang sudah lebih dari satu tahun menyelesaikan proyek pembangunan fisik jalan bebas hambatan itu.
"Wah kurang tahu, yang jelas saya mendapat laporan ada pipa zona 1 bocor dari petugas di lapangan, kemudian saya juga mendapat telepon dari pihak PT Waskita Karya yang memberi tahu bahwa pipa PDAM bocor," katanya.
Ia mengaku bingung, usulan relokasi dan ganti rugi kepada Tim Pembebasan Tanah (TPT) tol Bocimi belum juga merealisasikan, yang ada malah membiarkan pipa lama melintang hingga akhirnya tergerus rusak seperti sekarang ini.
"Saya pun bingung pihak TPT belum bisa menentukan lokasi padahal rapat sudah berkali-kali, surat sudah berulang kali kita layangkan beserta RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan gambar sudah beberapa kali kita kirim sesuai perubahan," ujarnya.
Pihaknya juga menjelaskan ganti rugi untuk relokasi tersebut diperkirakan menelan anggaran biaya Rp 8,4 miliar. Sebab pipa sepanjang 600 meter dengan diameter 21 inch itu bernilai Rp 6,6 miliar. "Ya di luar tanah biaya pemindahan kurang lebih Rp 7 miliar dan kita minta ganti rugi tanah kalau di tempatkan di tanah milik bina marga," ungkapnya.
Sementara untuk pergantian pipa di Bojongkerta-Rulita, Harjasari, Bogor Selatan, Kota Bogor hanya diberikan Rp 1,8 miliar. "Kita tidak menghambat, prinsipnya kita mensupport proyek Tol Bocimi sepanjang pelayanan terhadap pelanggan PDAM tidak terganggu," jelasnya.
Mengetahui hal tersebut, sambung dia, jajaran direksi berserta staf segera rapat dan menginstruksikan pegawai turun ke lokasi guna memperbaiki pipa yang bocor tersebut. Kurun waktu perbaikan, lanjut Deni, diperkirakan akan memakan waktu 12 jam.
"Waktu perbaikan diprediksi selama 12 jam. Akan tetapi untuk waktu pemulihan biasanya agak lama, bisa sampai 3 sampai 4 hari. Pengerjaan masih kami lakukan, dibantu alat berat yang dimiliki PT Waskita, tapi distribusi air bersih untuk pelanggan yang berada di zona 1, kemungkinan tak akan teraliri air untuk sementara waktu," paparnya.
Sementara itu, Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Ade Syaban Maulana menjelaskan, untuk zona 1 meliputi Kecamatan Bogor Timur dan sebagian Kecamatan Bogor Selatan. Dia yang turun langsung ke lokasi kebocoran pipa berupaya secepat mungkin memperbaiki pipa tersebut.
"Pipa itu teraliri air dengan kecepatan rata-rata 13.000 liter per detiknya. Air pada jalur itu untuk 14.000 pelanggan di zona 1. Jika kerugian yang dihitung berdasarkan air yang terbuang, perjamnya Rp 2 juta yang hilang. Jadi yang harusnya dijual ke pelanggan ini terbuang begitu saja," tuturnya.
Ade juga menjelaskan, berupaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki dan akan meminta ganti rugi ke pihak PT Waskita. "Kami mohon doanya agar setelah di tambal, tidak mengalami kebocoran kecil agar zona 1 segera teraliri air bersih kami lagi," tutupnya.
Baca juga:
Pemerintah segera bentuk Dewan Kerukunan Nasional
Kritik Pemkot Bogor, 2 bocah SMP bersepeda adang pemotor di trotar
Rampok truk pupuk Rp 3,8 miliar, tiga bajing loncat dibekuk polisi
Nasi goreng dan instruksi kerja mati-matian untuk para menteri
Menhan sebut anggota militer Australia hina Pancasila sudah dihukum
-
Apa yang keluar dari sumur di Bogor? Beredar di media sosial semburan gas bercampur air di lahan belakang bangunan kontrakan, Kampung Leuwi Kotok, Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10).
-
Bagaimana semburan gas di Bogor terjadi? Semburan tersebut muncul setelah para pekerja hendak menghentikan pencarian sumber air baru. Saat itu mereka merasa putus asa, dan hendak membereskan alat. Di tengah suasana itu, tiba-tiba semburan kencang dengan suara gemuruh muncul di lokasi hingga menghebohkan orang di sana.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kenapa Bogor disebut Kota Hujan? Karena jumlah milimeter air yang tercurah berada di atas angka 2.000, maka bisa dipastikan jika intensitas air hujan bisa terus turun sepanjang tahun. Ini yang membuat Bogor masih diselingi kondisi hujan saat musim kemarau karena jumlah kandungan air di awan yang tinggi.
-
Apa yang menjadi ciri khas utama dari asinan Bogor? Mengutip Indonesia Kaya, ciri khas pertama dari asinan Bogor terletak pada isiannya berupa sayur dan potongan buah. Kemudian tak jarang pembeli juga memesan dengan isian campur yakni sayur dan buah.
-
Siapa yang memperkenalkan asinan Bogor? Mengutip Youtube Trans7 Official, kehadiran asinan di Bogor sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Ketika itu makanan ini dikenalkan oleh seorang Kapiten Tionghoa bernama Tan Goan Piaw.