PKB Kecam Pengeroyokan Saksi Calon Bupati Sampang: Tak Ada Pesta Demokrasi Seharga Nyawa
PKB menyoroti tewasnya saksi dari pasangan Calon Bupati Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimat Sakteh), Jimmy Sugito Putra yang tewas dikeroyok
Partai Kebangkitan Bangsa menyoroti tewasnya saksi dari pasangan Calon Bupati Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimat Sakteh), Jimmy Sugito Putra yang tewas dikeroyok sekelompok orang.
Wakil Ketua Harian DPP PKB Nadya Alfi Roihana, mengecam aksi pengeroyokan tersebut. Nadya menilai aksi kekerasan yang menewaskan saksi calon kepala daerah itu begitu merusak nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan.
“Tidak ada pesta demokrasi seharga nyawa manusia. Mari kita jaga Pilkada ini tetap damai, bermartabat, dan jauh dari kekerasan," ujar Nadya di Jakarta, Senin (18/11).
Menurut dia, Pilkada merupakan ajang bagi rakyat untuk menyuarakan aspirasi politiknya secara damai dan bermartabat. Untuk itu, Nadya menegaskan Pilkada harus tetap menjadi pesta demokrasi yang menggembirakan, bukan menjadi alasan untuk saling menyerang.
"Jangan biarkan fanatisme buta terhadap pasangan calon mengorbankan kedamaian dan kerukunan yang telah dibangun bersama," tegas Nadya.
Nadya mengingatkan perbedaan pilihan adalah hal yang wajar dalam demokrasi, namun tidak boleh berujung pada permusuhan atau kekerasan.
"Segala bentuk kekerasan hanya akan menciptakan luka sosial yang mendalam di masyarakat. Terlebih perpecahan yang ditimbulkan oleh konflik semacam ini sering kali membutuhkan waktu lama untuk dipulihkan," lanjut Nadya.
Jangan Terprovokasi
Kepada masyarakat Kabupaten Sampang, Nadya menyerukan agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan situasi untuk kepentingan tertentu.
“Kami memahami bahwa kejadian ini menimbulkan duka yang mendalam, tetapi kami juga mengingatkan semua pihak untuk tidak memperkeruh suasana. Jangan biarkan konflik ini meluas dan merusak persatuan kita,” katanya.
PKB mengajak semua elemen masyarakat untuk bersatu, menjaga keamanan, dan mengedepankan kepentingan bangsa di atas segalanya. Nadya menyampaikan pesan tegas bahwa demokrasi tidak boleh mengorbankan kemanusiaan.
"Kekerasan ini tidak hanya melukai nilai-nilai demokrasi, tetapi juga merusak tatanan kehidupan bermasyarakat yang seharusnya dilandasi perdamaian dan persatuan," tutup Nadya.