PKS desak Prancis setop Charlie Hebdo muat kartun Nabi Muhammad
Tindakan yang dilakukan Charlie Hebdo justru menunjukkan paradoks demokrasi dan kebebasan di Prancis.
Media satire asal Prancis, Charlie Hebdo kembali menantang umat muslim dengan menerbitkan kembali kartun Nabi Muhammad SAW. Sikap keras kepala tersebut diyakini dapat membuat umat Islam di seluruh marah.
Atas penerbitan kembali harian tersebut, Anggota Komisi I DPR Ahmad Zainuddin mendesak pemerintah RI bertindak tegas, dan menekan Prancis agar mendorong media tersebut agar tak lagi menerbitkan tokoh-tokoh agama dalam karikatur mereka.
"Kalau bisa pemerintah kita minta supaya Prancis ikut mendinginkan suasana dengan meminta Charlie Hebdo tidak membuat kartun satire tokoh agama," ujar Zainuddin dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (13/01).
Menurut Zainuddin, peristiwa yang terjadi di Prancis bukan tidak mungkin merembet ke negara lain jika Charlie Hebdo terus membuat karikatur tokoh agama. Zainuddin mencontohkan gelombang protes muslim dunia dalam kasus koran Denmark, Jyllands-Posten pada tahun 2006 lalu.
"Kita harus menghargai kebebasan pers, seperti yang berlaku di Prancis. Tapi mereka juga harus menghargai hak dan keyakinan orang lain. Kebebasan itu dibatasi oleh hak orang lain, dan itu adalah hak asasi manusia," imbuhnya.
Meski mengecam, politisi PKS ini mengimbau umat muslim Tanah Air tidak terprovokasi dengan pemuatan kartun Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo. Tindakan yang dilakukan Charlie Hebdo justru menunjukkan paradoks demokrasi dan kebebasan di Prancis.
Sebelumnya diberitakan, Charlie Hebdo kembali memuat karikatur Nabi Muhammad untuk edisi pekan ini. Seperti dikutip dari AFP, Charlie Hebdo menampilkan kartun Nabi Muhammad dengan wajah sedih yang sedang meneteskan air mata serta memegang tulisan "Je Suis Charlie" yang berarti 'Kami adalah Charlie'.
Selain itu, di atas sosok kartun yang bersorban putih tersebut juga terdapat tulisan "Tout Est Pardonne", yang berarti "Semua telah dimaafkan".
Peluncuran cover majalah satire edisi terbaru ini dilakukan lebih cepat dari jadwal semula pada Rabu (14/1) mendatang. Ironisnya, media ini dicetak 3 juta kopi dari biasanya yang hanya mencetak 60.000 kopi. Majalah-majalah itu rencananya akan didistribusikan ke 25 negara dan diterjemahkan ke 16 bahasa.