Polda Jatim Sebut Video Kerusuhan Pemilu di Sampang Itu Pilkada 2018
Terkait peristiwa yang terekam dalam video tersebut, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mengera menegaskan, bahwa kejadian itu bukan Pemilu 17 April 2019, tapi Pilkada serentak 2018 di Sampang.
Video kerusuhan Pemilu 2019 di Madura beredar di situs media sosial, salah satunya di Youtube. Judul video itu menyebut, peristiwa itu terjadi di kantor KPU dan Bawaslu Kabupaten Sampang.
Terkait peristiwa yang terekam dalam video tersebut, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mengera menegaskan, bahwa kejadian itu bukan Pemilu 17 April 2019, tapi Pilkada serentak 2018 di Sampang.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Bagaimana tanggapan Titiek Puspa atas kabar hoaks kematiannya? Titiek Puspa, meski santai, mengakui kesal karena berita palsu yang menyebutkan dirinya telah meninggal dunia.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Apa yang diklaim oleh berita hoaks tentang huruf Y? "Huruf 'Y' akan dihapus dari Alfabet", judul artikel tersebut.
"Kami tegaskan (video) ini kejadian Pilkada serentak 2018 yang diulang dahulu yang dimenangkan bupati sekarang (Slamet Junaidi)," tegas Barung via pesan WhatsAppnya (WA), Senin (22/4) petang.
Seperti diketahui, pada 9 Juni 2018 lalu terjadi unjuk rasa menuntut Pilkada Sampang tanggal 27 Juni, diulang. Aksi di kantor Panwaslu setempat itu berakhir ricuh.
Kerusuhan bermula saat massa aksi berupaya menerobos barikade polisi. Aksi saling dorong pun tak bisa dihindari, dan memaksa polisi untuk melepas tembakan gas air mata.
Nah, pasca-pelaksanaan Pemilu 2019, video kerusuhan di Sampang saat Pilkada 2018 tersebut, tiba-tiba beredar di media sosial. Video tersebut diunggah Senin (22/4) hari ini.
Dari penelusuran merdeka.com melalui situs Youtube, ada dua akun yang memposting dua video dengan judul yang hampir sama. Video pertama berjudul 'Madura Rusuh 2. Ribuan warga Sampang kepung kantor KPU Bawaslu Sampang Madura' dan yang kedua berjudul 'Ribuan warga Sampang Madura. Kepung Bawaslu dan KPU sampang Madura'.
Karena video tersebut berpotensi makin memperkeruh proses rekapitulasi suara Pemilu 2019, Polda Jawa Timur memastikan akan menindak tegas siapapun yang telah mengedarkan video kerusuhan di Sampang tersebut.
"Ya pasti (akan menindak)," tutup Barung.
Baca juga:
Lakukan Ujaran Kebencian di Facebook, Dosen USU Dituntut 1 Tahun Penjara
Hoaks Bikin Kacau Pemilu di Makassar
Roy Suryo Minta Aparat Tindak Penyebar Hoaks Lewat Fake BTS
Hoaks! Pesan SBY Telepon Moeldoko Minta Jokowi Akui Kekalahan
Menkominfo Sebut Hoaks Malah Meningkat Usai 17 April
Benarkah Penghitungan Suara KPU Bisa di-Hack? Ini Kata Ahli