Polda Riau terus cari 1 korban sodomi & mutilasi di Bengkalis
Korban dikubur di kawasan dekat sungai dan diduga sudah tenggelam.
Aparat Kepolisian Resor Kabupaten Siak, Kepolisian Daerah Riau, masih mencari satu dari enam korban mutilasi yang diduga dilakukan oleh empat pelaku dengan diotaki seorang psikopat.
"Penyisiran masih terus dilakukan untuk mencari korban tersebut di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis," kata Kepala Polisi Kepolisian Daerah Riau Brigjen Condro Kirono kepada pers di Pekanbaru, seperti dikutip Antara, Jumat (8/8).
Kapolda mengatakan seorang korban tersebut menurut pengakuan tersangka dikubur di kawasan dekat sungai dan dimungkinkan sudah tenggelam. Untuk itu, anggota masih terus melakukan penyisiran untuk mencari satu korban mutilasi tersebut.
Menurut dia, lokasi penyisiran dilakukan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh pelaku.
Sementara itu, Kapolda mengatakan, untuk kelima korban yang telah ditemukan tinggal tulang belulang, saat ini telah dibawa ke Rumah Sakit Bayangkara Pekanbaru untuk dilakukan tes DNA.
"Tes DNA dilakukan untuk menyesuaikan atau mencocokkan korban hilang dengan korban mutilasi tersebut," katanya.
Kapolda menambahkan, kasus pembunuhan dengan cara mutilasi tersebut dilakukan para tersangka sejak 2013. Namun, kasusnya baru terungkap pada beberapa pekan lalu, setelah diamankannya pelaku MD yang merupakan otak peristiwa tragis ini.
Dari pengakuan MD dan seorang temannya, diamankan dua tersangka lainnya termasuk satu wanita yang merupakan mantan istri MD. Untuk lokasi pembunuhan pertama dilakukan MD dan istrinya di wilayah Kecamatan Mandau, Bengkalis terhadap tiga korban.
Sementara tiga korban lainnya kata dia ditemukan terkubur di wilayah Perawang, Kabupaten Siak. "Mutilasi tiga korban di Siak, dilakukan oleh tersangka MD dan dua rekan prianya," kata dia.
Baca juga:
Pelaku pembunuhan dan mutilasi 6 bocah di Riau jadi 4 orang
Pasutri sodomi & mutilasi 6 bocah demi kepuasan seks
6 Bocah di Bengkalis disodomi dan dimutilasi pasutri
Cerita tragis 2 bocah disodomi lalu dimutilasi di Hutan Riau
-
Kapan perubahan dalam interaksi seksual menjadi tanda selingkuh? Perubahan dalam interaksi seksual, baik berupa penurunan maupun peningkatan yang tidak biasa, dapat menjadi indikasi adanya perselingkuhan dalam sebuah hubungan. Apabila pasangan tiba-tiba menunjukkan kurangnya minat atau sebaliknya, menunjukkan gairah yang berlebihan, ini bisa menjadi petunjuk adanya orang ketiga.
-
Siapa pelaku pelecehan seksual terhadap korban penyandang disabilitas? Satuan Reserse Kriminal Polres Cimahi Kota Provinsi Jawa Barat meringkus pelaku berinisial AR (62) yang melakukan pelecehan seksual kepada penyandang disabilitas yang merupakan keponakanya sendiri.
-
Mengapa para pemijat difabel netra di Yogyakarta rentan terhadap pelecehan seksual? Arya sendiri tidak tinggal di losmen, melainkan di asrama sekolah dengan biaya yang cukup murah. Rawan terkena pelecehan Di tahun yang sama, Arya pertama kali memperoleh pengalaman tak menyenangkan dilecehkan oleh salah seorang pasiennya. Hari sudah hampir malam ketika ia sedang bersiap memulai kerja lepasnya sebagai pemijat di losmen itu. Tak lama kemudian, datanglah seorang pasien. Dari suaranya, Arya menduga kalau ia adalah seorang lelaki paruh baya.
-
Siapa yang mengalami pelecehan seksual saat bekerja sebagai tukang pijat? “Biasanya kalau ngurut kan pasien (pria) masih pakai baju, tapi yang nakal-nakal ini tidak. Terus pas ngurut itu tangannya suka dibelokkin ke arah sensitifnya. Saya kaget dan jadi takut sampai ujung-ujungnya pindah-pindah, ” kata perempuan paruh baya itu.
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan seksual? Korban penyandang disabilitas tidak bisa berteriak atau menolak. Dia merasa takut dan ketergantungan," katanya.
-
Apa yang dimaksud dengan Hiperseksualitas? Kecanduan seks, juga dikenal sebagai perilaku seksual kompulsif atau hiperseksualitas, adalah kondisi di mana seseorang memiliki fokus yang sangat intens pada perilaku, fantasi, atau dorongan seksual yang sulit dikendalikan.