Polisi Akan Pakai Cara Pengamanan Aksi 212 Untuk Demo 22 Mei di KPU Besok
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan mengumumkan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) pada Rabu (22/5) mendatang. Hingga kini, KPU masih melakukan rekapitulasi secara manual dari berbagai provinsi.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan mengumumkan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) pada Rabu (22/5) mendatang. Hingga kini, KPU masih melakukan rekapitulasi secara manual dari berbagai provinsi.
Berbarengan dengan pengumuman oleh KPU, sejumlah masyarakat Indonesia juga berencana akan melakukan aksi di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dengan adanya hal itu, TNI-Polri menggelar apel pengamanan pasukan gabungan.
-
Apa itu People Power? People Power adalah gerakan rakyat menggulingkan kekuasaan otoriter.
-
Mengapa People Power penting dalam demokrasi? Dalam sebuah negara demokrasi, rakyat memiliki kedudukan yang sangat penting. Bahkan, rakyat disebut memiliki kedudukan tertinggi dalam negara demokrasi. Di mana rakyat menjadi pilar utama dalam membentuk dan mengarahkan arus kebijakan dan tindakan pemerintah.
-
Kapan People Power pertama kali terjadi? Sejarah adanya People Power, bermula di negara Filipina.
-
Siapa yang memimpin gerakan People Power di Filipina? Gerakan ini muncul sebagai bentuk demonstrasi anti kekerasan untuk menggulingkan kekuasaan Marcos. Puncak dari gerakan ini terjadi pada pemilihan presiden kilat pada tahun 1986, dimana Marcos secara kontroversial dinyatakan sebagai pemenang. Hal ini memicu protes massal di seluruh negeri yang dipimpin oleh istri dari Benigno 'Ninoy' Aquino, yaitu Corazon Aquino.
-
Bagaimana People Power digunakan untuk melawan pemerintahan yang buruk? Ketika pemerintah menerapkan kebijakan dan gaya pemerintahan buruk, maka rakyat bisa melakukan protes bahkan bisa menggulingkan kekuasaan pemerintah. Dalam politik, konsep ini disebut dengan People Power.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
"Dalam rangka untuk menghadapi 22 Mei, hari ini dilaksanakan gelar pengamanan pasukan di Monas dan rapat koordinasi antara Polri dan TNI dalam rangka menyamakan cara bertindak di lapangan," kata Dedi di Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (20/5).
Untuk jumlah personel gabungan TNI-Polri yang diturunkan saat ini sebanyak 34 ribu. Dengan jumlah tersebut, dia menjamin keamanan masyarakat khususnya warga Jakarta.
"Hampir 34 ribu Jakarta saja itu ya. TNI-Polri, justru mempersiapkan 20 ribu pasukan cadangan apabila betul dibutuhkan pada situasi tertentu, tapi situasi kita amanlah lancar," ujarnya.
Dia pun menyebut, massa yang akan datang melakukan aksi unjuk rasa dari Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Lampung dan Kalimantan Timur. Mengetahui hal itu, pihaknya pun langsung berkoordinasi terhadap perwakilan massa aksi.
"Kita sudah komunikasi dengan koordinator lapangan untuk tidak perlu memobilisasi massa dalam jumlah besar. Akhirnya mengecil rata-rata ada perwakilan dari setiap daerah, jumlahnya bervariasi. Karena masih dihitung sampai sekarang," sebutnya.
Jenderal bintang satu ini juga ingin agar masyarakat yang akan melakukan aksi pada 22 Mei 2019 mendatang agar tetap berada di jalur hukum yang ada. Jangan membawa senjata tajam atau benda yang berbahaya.
Dia pun menjelaskan, sampai hari ini sudah masuk empat surat pemberitahuan yang diterima oleh polisi untuk melakukan aksi pada 22 Mei 2019 mendatang.
Berita terkait KPU bisa dibaca di Liputan6.com
"Saya sudah cek hari ini sampai dengan 24 jam, hari ini baru 4, besok ada jam 5 pagi ada beberapa masyarakat yang mengajukan surat pada intelijen Polda," jelasnya.
Baca juga:
Polisi Sebut Tak Banyak Warga Sumsel Ikut Aksi People Power 22 Mei di Jakarta
Pakai Cara Persuasif, Polisi Gagalkan 1.200 Peserta People Power dari Jatim
Viral Video Ajak Warga Kepung KPU, Eks Danjen Kopassus Dilaporkan ke Bareskrim
Jelang Pengumuman 22 Mei, PAN DKI Sebut Kalau Tidak Jujur, Serahkan Ke Rakyat
PAN sebut Amien Rais Mangkir Pemeriksaan Polisi Lagi Karena Ada Acara Lain
Politisi PDIP soal Aksi 22 Mei: Ada Tokoh Sengaja Lakukan Pengumpulan Massa