Polisi amankan penyebar hoax orang gila serang ustaz di Bekasi
Polisi amankan penyebar hoax orang gila serang ustaz di Bekasi. Hasil penyelidikan sementara di lapangan informasi disebar oleh pria berinisial S. Pesan berisi tentang penyerangan seorang ustaz disebar ke grup pesan singkat WhatsApp.
Masyarakat Bekasi dibuat heboh isu penyerangan seorang ustaz oleh orang gila di Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, sejak kemarin. Kabar itu beredar melalui pesan berantai, dan juga viral di media sosial. Polisi memastikan bahwa kabar itu hoax alias bohong.
"Kami tengah memeriksa satu orang penyebar informasi yang membuat masyarakat menjadi gaduh," kata Kapolres Metro Bekasi, Kombes Candra Sukma Kumara, Kamis (22/2).
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana cara mengetahui bahwa berita tersebut tidak benar? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang “tak terelakkan” antara keduanya.
-
Siapa yang diharuskan bertanggung jawab atas konten hoax di media digital? Dalam peraturan itu dijelaskan bahwa apabila ada konten hoaks, yang pertama kali bertanggung jawab adalah platformnya, bukan si pembuat konten tersebut.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Bagaimana Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran terhadap berita hoaks tersebut? Penelusuran Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran melalui fitur Google Image. Menemukan bahwa thumbnail video Youtube merupakan foto dari berita Antaranews.com berjudul “Polisi bebaskan perawat DN tersangka gunting jari bayi di Palembang” yang diunggah pada 13 Februari 2023.
-
Bagaimana BRI memastikan bahwa video tentang hilangnya uang nasabah akibat serangan bansos adalah hoax? BRI memastikan video yang tengah viral di social media terkait "Uang Hilang di BRI adalah efek dari Pemilu Untuk Serangan Bansos" adalah tidak benar dan tidak berdasar.
Menurut dia, hasil penyelidikan sementara di lapangan informasi disebar oleh pria berinisial S. Pesan berisi tentang penyerangan seorang ustaz disebar ke grup pesan singkat WhatsApp. Seketika pesan tersebut menyebar karena ada yang menyebarkan lagi.
"Ada yang mengunggah ke media sosial, kesimpulannya bermacam-macam. Ada penyerangan sampai berdarah-darah, ditemukan senjata tajam di dalam tas, bahkan dikait-kaitkan dengan isu sensitif (PKI)," kata dia.
Ia memastikan kabar di media sosial tersebut tidak benar. Pihaknya juga akan menggandeng tim cyber Mabes Polri untuk menelusuri penyebar hoax di media sosial tersebut. Sebab, isu itu dianggap sudah meresahkan masyarakat.
Menurut dia, yang terjadi sebenarnya di lapangan adalah dua orang peminta sumbangan ditangkap oleh santri Ustaz Ridwan Dzakir. Sebab, peminta sumbangan MFW (35) bersama anak buahnya WN (15) mengucapkan kata-kata tidak sopan setelah tak diberi uang.
"Ketika keluar rumah ustaz, ada santri yang mendengar kemudian tersinggung. Hasil penyelidikan dari peminta sumbangan itu ternyata hanya modus penipuan dengan dalih mualaf," katanya.
Masyarakat yang termakan isu penyerangan orang gila kepada ulama mengaitkannya dengan isu PKI lalu menyebarkannya. Alhasil videonya pun viral di media sosial.
Baca juga:
Info hoax PKI di Bekasi bikin resah, Kapolres klarifikasi
Tulis Megawati larang azan, guru ditangkap di Lampung
Polri sebut kasus ujaran kebencian dan berita hoax paling menonjol di Jawa Barat
Wakil ketua MPR: Masyarakat harus terlibat melawan hoax
Bareskrim tegaskan video komunis berbaris di bukit bukan berlokasi di Indonesia
Bareskrim ungkap para pelaku penyebar hoax
18 Pelaku ujaran kebencian ditangkap polisi selama dua bulan