Polisi awasi Gafatar di Samarinda dan Tarakan
Namun menurut polisi, selama ini mereka belum menerima laporan soal kegiatan Gafatar yang meresahkan.
Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) belakangan juga diketahui beraktivitas di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, dan Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Kegiatan mereka di kedua kota itu kini diawasi polisi, menyusul menghilangnya sejumlah orang di daerah lain, diduga lantaran menjadi pengikut Gafatar yang konon menyebarkan aliran sesat.
"Intelijen dari kepolisian di daerah dan Polda Kalimantan Timur tentu sedang melakukan pengawasan," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Timur, Kombes Pol Fajar Setiawan, kepada merdeka.com, Rabu (13/1).
Meski di beberapa daerah ada sejumlah warga dilaporkan hilang, tetapi menurut Fajar, sejauh ini belum ada laporan kegiatan Gafatar yang menyimpang, di kedua kota itu.
"Sejauh ini, belum ada laporan ataupun pernyataan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi, yang menyatakan kalau Gafatar di kedua kota itu menyimpang. Tapi saya garis bawahi, kepolisian terus memonitor," ujar Fajar.
Fajar melanjutkan, Badan Kesbangpol di daerah berperan mengawasi izin keberadaan dan kegiatan Gafatar di masing-masing daerah.
"Kalau sudah ada terjadi seperti daerah lain seperti orang hilang, ada laporan ke kepolisian, pasti kita bertindak, pasti ditindaklanjuti," demikian Fajar.
Dari penelusuran merdeka.com, aktivitas Gafatar di Samarinda disinyalir kuat sudah ada sejak Juni 2013 lalu. Saat itu mereka melakukan kegiatan sosial bersih lingkungan di kawasan Bengkuring, Samarinda. Bahkan di awal 2015, Gafatar Kalimantan Timur juga sempat melakukan audiensi dengan Komisi IV DPRD Kalimantan Timur.
Gafatar Kalimantan Timur juga mempunyai akun Twitter resmi dengan 426 pengikut. Mereka menuliskan alamat kantor Sekretariat Gafatar Kalimantan Timur berada di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara. Akun itu menulis pesan terakhir pada 27 Maret 2015. Namun, situs mereka dengan alamat www.gafatarkaltim.org saat ini hanya menampilkan tulisan dalam bahasa Jepang.
Keberadaan Gafatar kini menjadi perhatian masyarakat, menyusul menghilangnya dr. Rica, dokter asal Yogyakarta. Dalam pencarian, Rica bersama anaknya ditemukan di Kalimantan Timur. Dia menjadi pengikut Gafatar sejak kuliah.