Polisi Bongkar Sindikat Pengoplos Miras Bermerek dengan Alkohol 90 Persen
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, penangkapan tersebut bermula dari ditemukannya sekelompok pekerja Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang tengah minum minuman keras di Terminal Kargo.
Jajaran Polres Bandara Soekarno-Hatta menangkap empat pelaku pengoplosan minuman keras bermerek di beberapa wilayah di Jakarta Barat. Mereka yakni AR, RA, HS, dan S yang merupakan seorang wanita.
Adapun minuman keras tersebut yakni diantaranya Chivas Regal, Martell, Jack Daniel, dan lain sebagainya.
-
Kapan Teras Malioboro diresmikan? Mengutip Jogjaprov.go.id, kawasan Teras Malioboro diresmikan pada 26 Januari 2021 oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
-
Kapan O ditangkap? Ia ditangkap saat tengah bekerja di pabrik tahu di Kampung Parit Timur, Desa Banjarsari Timur, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang.
-
Di mana letak Taman Pisang di Tangerang? Berlokasi persis di perempatan kantor DKP setempat, Perumnas 1, taman ini menawarkan tempat santai di tengah kota yang nyaman.
-
Apa yang dilakukan Marshel Widianto ketika blusukan ke Tangsel? Saat ini, Marshel rutin membagikan aktivitasnya ketika melakukan blusukan ke berbagai lokasi di daerah Tangsel. Ia tampak selalu bersikap rendah hati di hadapan warga.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Mikha Tambayong mulai bertugas? Perempuan kelahiran Jakarta 15 September 1994 ini mulai aktif berdinas sejak Mei 2023.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, penangkapan tersebut bermula dari ditemukannya sekelompok pekerja Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang tengah minum minuman keras di Terminal Kargo.
"Saat dihampiri oleh anggota Polres Bandara, ternyata mereka sedang minum miras bermerek dan memiliki harga yang cukup mahal yang tidak sesuai dengan kemampuannya karena harga perbotolnya mencapai Rp1 juta," katanya di Polres Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (30/1).
Dia mengungkapkan, saat dilakukan pemeriksaan terhadap para pekerja Bandara tersebut, ternyata diketahui minuman itu dibeli melalui media sosial Facebook. Pihaknya pun lantas berkoordinasi dengan BPOM RI untuk dilakukan pemeriksaan terhadap kandungan minuman keras tersebut.
"Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata ditemukan bahwa minuman tersebut tidak sesuai kandungannya dengan yang seharusnya, maka itu Polres Bandara berkoordinasi dengan tim cyber Polda Metro Jaya untuk mengetahui lokasi penjual," jelasnya.
Saat diketahui lokasi penjual, ditemukan home industri yang memproduksi minuman keras oplosan tersebut secara massal. Para pelaku menjual harga minuman keras tersebut dengan harga Rp300 ribu.
"Bahan yang terkandung dalam minuman keras tersebut tidak dengan takaran yang benar dimana pelaku mencampur alkohol 90 persen yang dibeli dari toko kimia dengan minuman berenergi dan bahan-bahan lainnya, sehingga berbahaya bagi tubuh," ujar Yusri.
Adapun masing-masing pelaku memiliki peran berbeda, dimana AR berperan menjual miras melalui media sosial Facebook dan Twitter, HS sebagai pemodal, lalu RA mencari botol bekas dan membeli bahan campuran, dan S merupakan pemeran utama yang tugasnya meracik dan memasukkan ke botol untuk dikemas.
"Botol dibeli di bar-bar yang menjual minuman bermerek tersebut dengan harga Rp30-35 ribu dan kardus Rp10-15 ribu, makanya kita akan melakukan penelusuran mengenai penjualan botol tersebut," tuturnya.
Keempat pelaku pun dikenakan pasal Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan, dan KUH Pidana pasal 204 dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
(mdk/fik)